REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melakukan pra-roll out atau memperkenalkan pesawat terbaru N-219 di Hanggar PTDI di Jalan Padjadjaran, Kota Bandung, Rabu (4/11). "Roll out pesawat ini dijadwalkan pada pertengahan November 2015," kata Sekretaris Perusahaan PTDI Rinie T Pasaribu Prasetyo.
Hadir pada kesempatan pra-roll out pesawat karya putra bangsa itu dihadiri oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisyahbana, Direktur Produksi Arie Wibowo dan perwakilan dari Lapan. Proyek pesawat N-219 tersebut merupakan kerja bareng PTDI dengan Lapan untuk menghadirkan pesawat yang cocok untuk penerbangan perintis dan bisa melakukan pendaratan di landasan pendek.
Sedangkan roll out pesawat itu dijadwalkan pada 10 November yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. Roll out pesawat N-219 itu suatu proses di mana pesawat telah dirancang secara utuh dan berbentuk pesawat asli yang dikeluarkan dari ganggar N-219 dan direncanakan akan segera diuji terbangkan pertama kali (first flight) pada 2016.
Dia menyebutkan proses produksi awal telah dilakukan melalui proses first cuttn yang menandai dimulainya produksi pesawat N-219 pada 9 September 2014. Keseluruhan produksi hingga pesawat itu mencapai tahap finaly assembly dilakukan di PTDI dirancang sepenuhnya oleh putra bangsa. "Sampai saat ini proses pembuatan prototipe pesawat N-219 telah memasuki tahap perakitan akhir," kata Rinie.
Pesawal N-219 berpeluang besar menembus pasar. Hal itu dilihat dari kajian pasar bahwa jumlah armada pesawat segmen 10-19 tempat duduk usianya telah melewati 25 tahun dengan batasan usia operasional pesawat 30 tahun, dan akan segera pensiun.
"Ke depan pesawat N-219 mampu menggantikan pesawat yang ada sebelumnya di segmen pesawat perintis yang ke depannya tidak akan diproduksi lagi," katanya.
Pesawat N-219 dengan kapasitas 19 tempat duduk dirancang untuk memiliki kemampuan beroperasi di daerah penerbangan perintis serta dapat menjangkau lokasi-lokasi terpencil di Indonesia dengan keunggulan bisa lepas landas dan mendarat di landasan pendek bahkan tidak beraspal.
Kemudian self starting tanpa bantuan ground support unit, mudah di operasikan di berbagai daerah terpencil, memiliki kabin terluas di kelasnya, biaya operasional kompetitif dan multihop capacity fuel tank.
Teknologi N-219 memiliki teknologi terbaru dan terdepan. Dari sisi avonic set terbanyak bagi pesawat FAR23, dapat terbang rendah dengan kecepatan yang sangat rendah 59 knots, memiliki landing gear tetap sehingga memudahkan dan mengurangi biaya pemeliharaan.