REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengendara Gojek mengakui mendapat seruan aksi boikot yang tersebar melalui aplikasi obrolan pada ponsel mereka. Namun, beberapa di antaranya mengaku segan untuk turut serta dalam aksi tersebut.
Telah ada imbauan dari pihak manajemen Gojek yang akan menindak tegas siapapun pengendara yang terjun dalam aksi boikot. Yakni dengan memutus kemitraan mereka sebagai pengendara.
Hasanudin Samparas (42 tahun), salah seorang pengendara Gojek asal Pondok Indah, Jakarta Selatan, mengatakan, dirinya telah mendapat pesan peringatan dari manajemen Gojek. "Bagi siapapun yang demo, sweeping, akan dicabut kemitraannya," jelas dia, Selasa (3/11).
Pipit Pitriasih (37) juga mengatakan hal senada. Pengendara Gojek asal Pasar Minggu itu mengatakan telah menerima pesan singkat berisi peringatan dari manajeman Gojek. "Sms dari manajemen (Gojek) bilang, siapapun yang demo, akan dipanggil ke kantor, terus ditindak lanjuti," kata dia.
Tak berbeda dari mereka berdua, Leony Ramadanti (31), pengendara Gojek asal Cinere, Depok, mengaku mendapat pesan peringatan dari manajemen. "Ada peringatan memang, tapi saya belum baca detail," katanya.
Aksi boikot ini kabarnya dilakukan karena manajemen Gojek menurunkan sewa tarif per kilometer. Yakni dari Rp 4 ribu per kilometer, menjadi Rp 3 ribu. Penurunan tarif tersebut dianggap dapat merugikan para pengendara Gojek.