Senin 02 Nov 2015 06:07 WIB

JK: Jika Terus Bersilisih, Golkar Bisa Jadi Ormas

 Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Golkar versi Munas Jakarta Agung laksono, usai acara silaturahmi nasional Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Ahad (1/11).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Golkar versi Munas Jakarta Agung laksono, usai acara silaturahmi nasional Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Ahad (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader senior Partai Golkar yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Golkar harus bersatu demi bisa menjalankan fungsi sebagai partai politik.

"Jika terus berselisih internal, Golkar tidak bisa menjalankan fungsi-fungsinya sebagai partai politik. Jika terus berselisih, Golkar menjadi ormas," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya di Silahturahmi Nasional Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Ahad (1/11) malam.

JK menekankan partai harus berupaya memperoleh kekuasaan untuk bisa menjalankan cita-cita bangsa dan menciptakan kemakmuran rakyat. Karena itu, kata JK, Golkar harus berupaya meraih kekuasaan dalam pilkada serentak 9 Desember 2015 dengan cara bersatu.

Dia mengajak seluruh kader bersyukur karena pada acara Silahturahmi Nasional seluruh kader bisa duduk bersama tanpa melihat lagi perbedaan.

"Memang dibutuhkan sikap teknis ke depan. Kita mendukung kesepakatan teknis ke depan, dan patut diingat tanpa persatuan cita-cita bangsa ini tidak bisa tercapai," kata JK.

Silatnas Golkar digagas perwakilan dua kubu di internal Golkar yakni Nurdin Halid dan Yorrys Raweyai, sebagai langkah awal rekonsiliasi kader.

Acara ini dihadiri sejumlah kader Golkar seperti Jusuf Kalla, Luhut Binsar Pandjaitan, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Agus Gumiwang Kartasasmita, Idrus Marham, Zainuddin Amali, Titiek Soeharto serta Nurdin Halid.

Selain itu Tantowi Yahya, Fadel Muhammad, Setya Novanto, Fahmi Idris, Priyo Budi Santoso, Leo Nababan, Yorrys Raweyai, Popong Otje Djundjunan, Siti Hardijanti Rukmana, Nurul Arifin dan ratusan kader lainnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement