Kamis 29 Oct 2015 20:23 WIB

Ahli Amerika Sebut Pemadaman Gambut dengan Waterbombing Tak Efektif

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Muhammad Hafil
Pesawat bom air asal Rusia Beriev BE-200 melakukan pemadaman kebakaran dari udara di Kawasan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Sabtu (24/10).
Foto: Antara/ Nova Wahyudi
Pesawat bom air asal Rusia Beriev BE-200 melakukan pemadaman kebakaran dari udara di Kawasan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Sabtu (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, OGAN KOMERING ILIR -- Sejumlah ahli kebakaran dari Amerika Serikat ikut meninjau titik-titik kebakaran yang ada di Indonesia. Dari hasil pengamatan, para ahli menyimpulkan pemadaman api di lahan gambut dengan cara menjatuhkan air dari udara alias waterbombing tak efektif.

"Menurut mereka waterbombing tidak efektif untuk memadamkan api di lahan gambut yang kedalaman apinya sudah sampai level tinggi," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan seperti disampaikan Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, Kamis (29/10).

Para ahli kebakaran dari negeri Paman Sam tersebut berpendapat, waterbombing hanya membantu agar kebakaran tak meluas. Namun, cara itu tidak mampu memadamkan api yang sudah masuk ke dalam tanah.

Jika area kebakaran dapat dijangkau, pemadaman api di darat akan lebih efektif jika menggunakan kombinasi bahan kimia. Untuk kasus di Indonesia, yang dapat memadamkan api di lahan gambut secara keseluruhan hanya hujan.

"Pemerintah telah melakukan upaya memodifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan. Upaya ini sudah cukup berhasil di wilayah Jambi dan Sumatra Selatan," kata Luhut.

Menurut Luhut, hingga saat ini ada dua pesawat bantuan asing yang masih beroperasi memadamkan api. Selain itu, lima unit pesawat air tractor juga dijadwalkan akan segera datang. Satu dari lima pesawat tersebut akan dioperasikan di Jawa.

Sementara itu, Malaysia, selain akan mengirimkan kembali pesawat bombardier CL-415, juga akan mengirim tenaga pemadam kebakaran lapangan yang berpengalaman di lahan gambut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement