REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Hari pertama Presiden Joko Widodo berkantor di daerah terpapar asap Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (29/10) lebih banyak terpusat di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Wilayah ini merupakan daerah yang selama ini lahannya banyak terbakar.
Ada beberapa agenda yang dilakukan Presiden Jokowi selama berada di Kayu Agung, ibu kota Kabupaten OKI. Presiden melakukan kunjungan Puskesmas, RSU Daerah, Puskesmas Kutaraya dan kantor pos. Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berkesempatan membagikan Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) serta Program Keluarga Harapan (PKH).
Presiden juga memberikan santunan untuk empat korban meninggal akibat asap masing-masing Rp15 juta. Saat meninjau langsung RSUD Sekayu dan Puskesmas Kutaraya, Presiden Jokowi mengaku kaget karena yang ditemukan di lapangan tidak seperti yang sering kali diceritakan. Laporan yang masuk menyebutkan rumah sakit dan puskesmas di OKI penuh oleh pasien ISPA.
Menurut presiden, dirinya sudah bertemu dan bertanya dengan dokter yang bertugas di puskemas maupun rumah sakit, ternyata ruangan-ruangan yang disediakan kosong.
Presiden Jokowi juga menjelaskan, kehadirannya ke OKI untuk memastikan dan mengontrol langkah penanganan korban kabut asap di daerah, “Jangan sampai nanti kontrol kurang dan bantuan kurang, ada apa-apa nanti justru tidak diantisipasi,” katanya.
Sementara itu rencana Presiden Jokowi menginap di Kayu Agung dan meninjau pembuatan kanal //blocking// di Air Sugihan batal terlaksana. Presiden bersama Ibu Iriana setelah menyelesaikan tugasnya di Kayu Agung langsung kembali menuju Palembang dan menginap di Hotel Arista.
Di rumah dinas Bupati Kabupaten OKI, Presiden Joko Widodo sempat menyelenggarakan rapat bersama para menteri yang mengikuti kunjungan Presiden sepulang dari kunjungan ke Amerika Serikat.
Diantaranya Menko Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Pandjaitan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ANies Baswedan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin.