REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sudah hampir empat bulan asap mengepung Provinsi Jambi. Kondisi ini pun telah menyebabkan banyak korban berjatuhan dan transportasi yang terhambat. Kegiatan ekonomi berkurang dan penyakit juga terus menghantui setiap warga Jambi.
Para pemuda Jambi pun melakukan aksi menolak asap. Aksi ini juga menjadi bagian dalam memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada Rabu (28/10). Aksi ini dilaksanakan oleh sejumlah mahasiswa Jambi, organisasi kepemudaan, komunitas, seniman, dan beberapa dosen pun ikut beraksi.
Pada orasi aksi demo ini, seluruh pemuda Jambi yang berada di depan Gedung Gubernur Jambi ini mendeklarasikan ‘Sumpah Pemuda Jambi’. Sebanyak 1000-an pemuda menyatakan dengan serentak.
Kami Putera/Puteri Jambi Bersumpah
Akan Menjaga Hutan dan Lingkungan
Kami Putera/Puteri Jambi Bersumpah
Tidak Akan Diam
Selama Asap Masih Menyelimuti Jambi
Kami Putera/Puteri Jambi Bersumpah
‘Menyumpahi’
Pelaku Pembakaran/Pemilik Lahan/Pendukung yang Menerima Keuntungan dari Pembakaran Hutan dan Lahan
Dalam aksinya ini Presiden BEM Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Jambi, Zulkifli mengatakan pemuda Jambi meminta pemerintah untuk membuat larangan secara hukum pembakaran lahan. Pemerintah juga harus melakukan upaya pencegahan lain. Dengan demikian, tragedi kabut asap di Jambi tidak terulang kembali.
Selain itu, DPRD juga harus segera melakukan pembuatan Peraturan Daerah (Perda) tentang kebakaran hutan dan lahan. Zulkifli juga mengungkapkan agar pemerintah melakukan evakuasi kepada masyarakat Jambi yang saat ini teracuni oleh asap. Pemerintah juga perlu membuka posko kesehatan di seluruh wilayah Jambi.
Zukifli mengatakan, pihaknya berharap pemerintah untuk segera menangkap, mengadili dan mencabut izin perusahaan pembakar lahan di Jambi.
"Pemerintah juga harus dapat melakukan penandatanganan hitam di atas putih di depan publik bahwa tahun depan Jambi tidak akan berasap di bawah kepemimpinan Jambi selanjutnya," katanya.