Rabu 28 Oct 2015 22:00 WIB

Pemerintah Imbau Warga Lereng Merapi Pindah ke Huntap

Rep: C97/ Red: Yudha Manggala P Putra
Merapi
Foto: bbc.co.uk
Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman imbau warga Lereng Merapi yang masih tinggal di daerah terdampak erupsi untuk pindah ke hunian tetap (Huntap) di Desa Kepuharjo, Cangkringan. Penjabat Sleman Gatot Saptadi mengatakan pemerintah sudah menyediakan lahan pembangunan Huntap seluas lima ribu hektare.

"Saat ini ada 400-an warga yang masih tinggal di Lereng Merapi. Saya harap semuanya bisa segera pindah ke Huntap," katanya saat ditemui di Pendopo Parasamya Setda Sleman, Rabu (28/10). Namun begitu pemerintah sendiri tidak bisa memaksa masyarakat untuk segera pindah.

Menurutnya luas lahan Huntap yang sudah disediakan itu sudah mencukupi kebutuhan warga. Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak pindah ke Huntap. Ia mengemukakan pemerintah sendiri bermaksud memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi masyarakat.

Setidaknya ada sembilan dusun yang harus dikosongkan karena rawan terkena material erupsi. Tiga di antaranya terletak di Glagaharjo, sisanya tersebar di Kepuharjo dan Umbulharjo. Sementara itu Pemkab Sleman sendiri hanya wajib memfasilitasi akses mitigasi dan evakuasi di sembilan padukuhan tersebut.

"Kami tidak bisa memperbaiki fasilitas di daerah rawan. Kecuali untuk keperluan evakuasi," kata Gatot. Ia pun membantah isu tentang penghapusan aset masyarakat di Lereng Merapi apabila mereka pindah ke Huntap. Bahkan menurutnya warga akan diberi sertifikat kepemilikan hunian dan tetap memiliki asetnya di Lereng Merapi.

Gatot mengatakan fasilitas evakuasi sendiri tidak hanya diperuntukkan bagi warga Sleman. Warga daerah lain yang terkena dampak erupsi Merapi pun boleh mengungsi ke Sleman. "Seperti untuk warga Klaten. Kan merapi juga mencakup wilayah perbatasan," katanya.

Sementara itu warga Pangurejo Kecamatan Umbulharjo, Warno Utomo (49) mengatakan saat ini masih tinggal di rumah yang hanya berjarak sembilan kilo meter dari puncak Gunung Merapi. Ia sendiri menyadari bahaya erupsi akan selalu ada setiap waktu. Namun hingga kini ia memilih tidak pindah ke Huntap karena sempat takut asetnya di Lereng Merapi dihapus.

"Dulu isunya kalau saya ambil Huntap, lahan saya di lereng akan dihapus. Saya kan takut," ujarnya. Namun ia pun akhirnya mau mendaftar Huntap sesudah dinasehati saudara-saudaranya. Tapi hingga kini, perempuan yang sehari-hari berjualan di objek wisata Omahku Memori ini tidak juga mendapatkan jatah Huntap.

Ia pun memilih pasrah menungggu keputusan mengenai Huntap. Jika mendapat jatah Huntap maka akan diambil. Jika tidak ia akan tetap tinggal di Lereng Merapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement