Selasa 27 Oct 2015 19:04 WIB

Sekolah Terkena Asap, Mendikbud: Belajar Bisa di Mana Saja

Rep: C13/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kabut asap akibat kebakaran hutan tidak hanya menyebabkan masyarakat terserang ISPA. Namun, kabut asap juga mengganggu aktivitas belajar dan sekolah siswa-siswi yang tinggal di wilayah, yang terpapar asap.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies mengatakan ihwal batasan polusi udara yang bisa meliburkan sekolah. Jika Indeks Standar Polusi Udara (ISPU) melebihi 300, maka seluruh tingkatan sekolah harus diliburkan.

Sementara apabila ISPU-nya berkisar antara 200 hingga 300, maka SD dan PAUD yang diliburkan. Dengan kondisi demikian, Anies menyarankan  sekolah memang harus diliburkan. Anak-anak bisa belajar di rumah dengan tugas terkonstruktif dari sekolah.

"Jadi sebenarnya belajar itu bisa di mana saja," ujarnya di Kota Jambi, Jambi, Selasa (27/10).

Selama ini, Anies mengaku banyak pihak yang masih menilai cara belajar dengan tradisional. Dengan kata lain, belajar itu hanya di sekolah. Padahal, lanjut dia, tempat belajar itu bisa di mana saja dan kapan pun.

Ia juga mengingatkan agar para siswa, guru maupun orangtua untuk tidak terlalu khawatir ihwal ujian. Menurut dia, soal-soal ujian termasuk kalender akademik akan disesuiaikan ke depannya. Sekolah juga bisa mengganti hari libur jika bencana asap ini telah usai.

Selain itu, Anies menambahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga merencanakan sebuah solusi semi permanen, yakni membangun sekolah aman asap. Solusi ini akan menjadi cara pencegahan bencana asap di sekolah yang berpotensi terdampak asap. 

Pada Kamis depan, Anies juga mengungkapkan akan mengadakan pertemuan dengan seluruh kepala dinas dari 67 kabupaten yang terkena dampak asap. Pertemuan ini akan membicarakan tentang solusi bencana asap dan teknis pembuatan sekolah aman asap ke depannya.

Berdasarkan data yang diterima Republika dari Kemendikbud, total SD  yang terkena dampak bencana asap sebanyak 17.772 sekolah.  Sekitar 4669 SMP, 922 SMK dan 1673 SMA terdampak asap. Jumlah-jumlah itu berasal dari sembilan provinsi yang terkena dampak bencana asap.

Sembilan provinsi itu, yakni Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Selain itu, di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement