Selasa 27 Oct 2015 16:47 WIB

Bencana Kabut Asap, Semua Pihak Diminta Intropeksi Diri

Rep: c25/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang perempuan memeluk bocah di depan rumahnya yang diselimuti kabut asap tebal di Jalan S Parman, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (27/10).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Seorang perempuan memeluk bocah di depan rumahnya yang diselimuti kabut asap tebal di Jalan S Parman, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana kabut asap yang melanda Indonesia masih belum bisa teratasi dan terus menyiksa masyarakat. Setiap individu yang ada di Indonesia diminta melakukan intropeksi diri atas bencana yang terjadi.

Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menerangkan sebuah musibah atau bencana yang dialami suatu kaum, merupakan akibat dari kerusakan tangan yang diperbuat oleh manusia sendiri. Menurutnya, hal itu juga terjadi pada bencana kabut asap yang melanda sebagian besar wilayah di Indonesia. Bencana itu memang diakibatkan oleh kebakaran hutan yang merupakan ulah manusia sendiri.

Ketentuan tentang sebab akibat dari musibah, Dadang mengatakan, sudah disebutkan secara jelas dalam Alquran dan Hadis. Jadi sudah seharusnya dijadikan patokan manusia untuk selalu berhati-hati menjalani hidup. Maka itu, dengan bencana kabut asap yang terjadi dan melanda sebagian besar wilayah Indonesia, ia meminta semua pihak dapat menjadikan bencana itu sebagai pelajaran yang berarti.

"Harus introspeksi, sebab setiap musibah diakibatkan kerusakan tangan manusia sendiri," kata Dadang, Selasa (27/10).

Ia menjelaskan bencana kabut asap bisa saja diakibatkan oleh keserakahan yang sudah melampaui batas dari individu-individu yang ada di Indonesia. Dadang mengatakan, para pegusaha hanya memikirkan kepentingan untuk memperkaya diri sendiri, yang membuat mereka tega membakar hutan tanpa memikirkan dampak buruk dari apa yang mereka lakukan.

Bencana kabut asap yang diakibatkan kebakaran hutan masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia, dan terus meluas sampai ke berbagai sudut di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement