Selasa 27 Oct 2015 07:25 WIB

Yayasan Coca-Cola dan BMGF Perluas Perpustakaan Berbasis IT

Rep: C11/ Red: Winda Destiana Putri
Yayasan Coca-Cola dan BMGF Perluas Perpustakaan Berbasis IT
Foto: MGROL53
Yayasan Coca-Cola dan BMGF Perluas Perpustakaan Berbasis IT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Coca-Cola Indonesia bersama dengan Bill dan Melinda Gates Foundation (BMFG) melanjutkan program PerpuSeru yang membuat perpustakaan lebih inovatif dengan berbasis pada layanan Informasi Teknologi  (IT).

Sebanyak 550 perpustakaan umum di 99 Kabupaten dan 451 desa akan diubah. Presiden pengembangan BMFG, Christopher Elias mengatakan ingin terus memberikan manfaat bagi masyarakat terpencil di Indonesia melalui program PerpuSeru.

"Penyediaan akses internet serta program pelatihan bagi komunitas pada perpustakaan umum dapat membantu hidup mereka lebih baik," katanya di Jakarta, Senin (26/10).

Perluasan program ini diharapkan akan mendorong peningkatan kualitas hidup pada 10 juta penduduk selama tiga tahun ke depan. Program ini menghabiskan biaya senilai 12 juta dolar Amerika Serikat (Rp 163 miliar).

Pada tahap sebelumnya di mana sejak 2011 lalu program PerpuSeru telah berhasil mendorong berbagai perubahan positif. Lebih dari 3,5 juta penduduk Indonesia mendapatkan peningkatan layanan dan pelatihan berbasis IT di 118 perpustakaan di 34 kabupaten dan 84 desa di 16 provinsi.

Adapun program ini juga merupakan bentuk kerjasama dengan Perpustakaan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, PT Telkom dan Microsoft. PerpuSeru lebih difokuskan kepada upaya untuk memberdayakan masyarakat, mendorong inovasi dan kreativitas baru.

Selain itu juga berbagai pengetahuan maupun ketrampilan praktis juga tersedia khususnya bagi perempuan, pemuda dan pengusaha mikro (UKM) dalam mencari dan mengembangkan usahanya. Keberadaan perpustakaan juga semakin relevan dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) yang telah dicanangkan para negara anggota PBB.

Ketua Yayasan Coca-Cola Indonesia, Titie Sadarini mengatakan akan terus bermitra dengan Perpustakaan Nasional dan membuka diri kepada mitra lainnya untuk mengembangkan fungsi perpustakaan Indonesia.

"Kami berharap setidaknya melalui perluasan program ini akan ada 550 perpustakaan umum. Masyarakat dapat memaksimalkan kegiatan belajar menggunakan fasilitas IT disana," ujar Titie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement