REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pasangan calon bupati Abdul Khayir dan calon wakil bupati Bima Abdul Hamid, mengikuti debat calon bupati dan wakil bupati di Bima, Nusa Tanggara Barat, Senin (26/10). Pada saat debat kandidat, pasangan calon nomor urut 1 ini ditanya soal ilegal logging.
Abdul Khayir dengan tenang menjawab pertanyaan tersebut. Menurutnya, ilegal logging dapat dicegah dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama. Salah satu dengan meningkatkan produksi pertanian. Untuk meningkatkan produksi pertanian itu diperlukan air bersih untuk mengairi areal persawahan. "Sebagai seorang bupati seharusnya memberikan air bersih agar produksi pertanian meningkat, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang naik ke gunung untuk menebang pohon, yang ada mereka justru menanam pohon," kata Abdul Khayir.
Selain itu, lanjut Khayir, perlu juga dilakukan reboisasi. Sehingga dapat mengembalikan fungsi hutan sebagai penyerap air bersih.
Usai debat, Khayir menjelaskan bagaimana masyarakat terutama para petani kesulitan mendapatkan akses air bersih. Petani dan nelayan di Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawai mengutarakan isi hatinya saat blusukan ke sana. Mereka berharap pasangan nomor urut 1 itu memberikan akses air bersih jika terpilih menjadi bupati Bima mendatang.
Seorang petani di Desa Wora Kecamatan wera, Ani mengaku kesulitan air bersih. Apalagi saat ini tengah berada dalam musim kemarau. "Jika nanti Abdul Khair dan Abdul Hamid terpilih kami selaku petani membutuhkan sumber daya air yang cukup untuk desa wora ini," kata Ani.
Hal senada dikatakan, Ismail, seorang nelayan di Desa Hidirasa Kecamatan Wera. "Jika nanti Abdul Khair dan Abdul Hamid terpilih kami harapkan bisa membangun kabupaten bima dengan lebih baik lagi dan membangun sarana penampungan air bersih di setiap desa," kata Abdul Khayir yang diusung rakyat Bima lewat 44.027 dukungan KTP.