REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek rel kereta api Borneo di Kalimantan dijadwalkan akan selesai lima tahun lagi, yakni pada 2020. Proyek jalur rel kereta api dan techno park ini pun menelan investasi senilai Rp 72 triliun.
Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek menyebut, kereta yang akan dibangun di Kalimantan tersebut akan digunakan untuk kereta api penumpang dan angkutan barang.
"KA Borneo yang akan dibangun di Kalimantan adalah KA penumpang dan angkutan barang, pengertian angkutan barang itu bisa batubara, bisa migas, bisa juga kehutanan dan juga CPO (crude palm oil) dan semua SDA termasuk penumpang," kata Awang usai menemui Wakil Presiden, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (26/10).
Lebih lanjut, groundbreaking rencananya akan dilakukan pada 17 November 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Proyek rel kereta api itu, lanjut Awang, merupakan investasi dari perusahaan kereta Rusia.
"Jalur pertama dari Kutai Barat sampai ke kawasan industri Buluminung di Balikpapan, kedua dari Kutai Kartanegara sampai KEK Batua Trans Kalimantan Selatan," jelas dia.
Lebih lanjut, Awang menyampaikan sejumlah kendala yang menghambat pembangunan sudah dapat diselesaikan, seperti masalah tanah serta masalah peraturan penyelenggaraan perkeretaapian khusus. Menurut dia, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan aturan tersebut akan diubah agar investasi proyek dapat benar-benar terealisasi.
"Jadi Wapres mengatakan untuk kepentingan bangsa aturan bisa diubah dan kami sangat senang sekali," kata Awang.