Senin 26 Oct 2015 18:42 WIB

PAN: Persoalan Bangsa Lebih Mendesak daripada Reshuffle

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kedua kanan) memimpin Rapat Terbatas bersama Menteri Kabinet Kerja membahas pengambilalihan navigasi penerbangan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/9).
Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kedua kanan) memimpin Rapat Terbatas bersama Menteri Kabinet Kerja membahas pengambilalihan navigasi penerbangan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu rencana Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet jilid dua masih santer terdengar. Dalam perubahan susunan kabinet itu, disinyalir, akan terdapat beberapa pengganti yang berasal dari partai politik.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Mulfachri mengatakan, sebaiknya Presiden lebih fokus untuk menyelesaikan persoalan bangsa dibanding sibuk mempertimbangan adanya reshuffle kabinet. 

"Reshuflle belum terlalu mendesak," katanya kepada Republika.co.id, Senin (26/10).

Menurut dia, secara tingkat urgensi, penyelesaian persoalan bangsa yang sedang terjadi saat ini jauh mendesak untuk segera ditindak lanjuti. Itu lebih penting, kata dia, dibanding dengan pembahasan rencana reshuffle yang belum tentu dapat menyelesaiakn persoalan mendasar.

"Siapapun yang mengisi kabinet, yang penting, persoalan bangsa dapat terselesaikan," ucap dia. Beberapa persoalan yang ia harap untuk segera diselesaikan di antaranya adalah persoalan asap serta kekerasan seksual kepada anak-anak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement