Senin 26 Oct 2015 16:17 WIB

Pulang dari Amerika, Presiden Diminta Berkantor di Wilayah Kabut Asap

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Andi Nur Aminah
 Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menerima pimpinan Lembaga Pengkajian di ruang kerja, Gedung Nusantara III Lantai 9, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/10). (foot : dok. MPR)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menerima pimpinan Lembaga Pengkajian di ruang kerja, Gedung Nusantara III Lantai 9, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/10). (foot : dok. MPR)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada ide cukup gemilang yang dilontarkan Wakil ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. Dia meminta, Presiden Joko Widodo untuk sesekali berkantor di daerah yang terkena dampak asap paling parah.

Alasannya, selain agar bisa merasakan penderitaan korban asap, hal itu dilakukan supaya pemerintah bisa cepat mengambil keputusan dalam mencari solusi kebakaran hutan. Masalah ini sudah genap dua bulan melanda Sumatra dan Kalimantan.

''Saya setuju jika presiden kembali dari Amerika, membawa oleh-oleh yang bagus untuk menyelesaikan asap. Tidak perlu ragu untuk berkantor beberapa hari di daerah yang dahsyat terkena asap, seperti Kalimantan Tengah atau Sumatra Selatan,'' kata Hidayat, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/10).

Menurut Hidayat, negara mempunyai kewajiban dengan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk melindungi seluruh kalangan masyarakat yang terdampak asap.

Dia mengatakan, bukan hanya warga bangsa yang menderita akibat kabut asap. Namunalamnya pun tidak terlindungi dan asap telah sampai ke Filipina, Singapura dan Malaysia. Hidayat mengingatkan bahwa dalam UUD 1945, negara wajib melindungi seluruh warganya. ''Kalau beliau melakukan itu, maka akan menjadi bagian dari komitmen menyelesaikan asap,'' ujar Hidayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement