REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Panjaitan terdapat tiga tahapan yang dipersiapkan pemerintah untuk mengatasi masalah kemanusiaan atau penduduk yang terpapar kabut asap di berbagai daerah.
"Untuk mengatasi masalah kemanusiaan dibagi tiga tahap," katanya, Senin (26/10).
Tahapan pertama adalah di kota-kota disiapkan shelter serta alat penjernih udara yang sebagian sudah mulai dikirimkan serta diperkirakan bakal diterima mulai besok di sejumlah daerah.
Tahap kedua adalah jika shelter atau rumah singgah yang telah dipersiapkan tidak memadai lagi maka warga bakal dipindahkan ke kota yang memiliki kondisi cuaca yang lebih bagus.
Tahap ketiga adalah bila tetap tidak kondusif maka bagi para warga telah disiapkan kapal perang (KRI) serta kapal medis (rumah sakit) dari TNI. Untuk saat ini masih dilakukan evakuasi di dalam kota yang melibatkan juga sejumlah mahasiswa kedokteran.
Menko Polhukam menuturkan terus melakukan evaluasi harian dan juga untuk evakuasi ke luar dinilai memiliki dampak yang lebih luas seperti terkait masalah keluarga.
Di tempat terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa lokasi evakuasi bagi para korban kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan diupayakan tidak jauh dari tempat tinggal warga.
"Penetapan lokasi evakuasi, kami upayakan yang berdekatan dengan rumah atau tempat tinggal warga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Senin (26/10).
Sutopo mengemukakan bahwa langkah evakuasi ke kota atau daerah lain merupakan pilihan terakhir. Dia menjelaskan, pada saat ini pemerintah daerah telah membangun rumah singgah atau tempat evakuasi di gedung-gedung milik pemda.
"Selain itu, beberapa NGO dan relawan juga mendirikan rumah singgah yang dilengkapi pembersih udara, pelayanan kesehatan, obat-obatan serta tenaga medis," katanya.