REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Dalam Negeri menyatakan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menyiapkan tujuh tempat untuk menangani dan mengevakuasi korban kabut asap dari Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Sudah ada tujuh tempat yang dipersiapkan, salah satunya adalah asmara haji yang bisa menampung sekitar 700 warga," kata Inspektur Jenderal Kemendagri Tarmizi A Karim, Senin (26/10).
Ia juga menyatakan di tujuh tempat evakuasi tersebut nantinya dilengkapi dengan penjernih air dan udara serta pendingin udara.
"Saat ini kami juga sedang koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan dan dalam tahap awal mungkin sekitar 200 warga yang akan datang dari Kalteng dan diprioritaskan bayi dan anak-anak yang rentan terkena ISPA, namun ini belum diputuskan lebih lanjut," katanya.
Ia menjelaskan dengan evakuasi korban asap Kalteng ke provinsi tetangga, bukan berarti Kalsel bebas dari asap. Hanya saja di Kalsel kadar pencemaran udaranya lebih rendah dibandingkan di Kalteng.
"Jadi, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kalteng sudah di atas 200 tetapi di Kalsel masih di bawah 200," katanya.
Sebelumnya, Menkopolhukam Luhut Pandjaitan menyatakan terdapat dua mekanisme evakuasi terhadap warga yang terkena dampak kabut asap di beberapa provinsi di Indonesia.
"Ada dua mekanisme, pertama, mereka (warga) bisa tetap tinggal dengan ruangan di rumah mereka yang diberi penjernih udara dan air," katanya di Jakarta, Jumat (23/10).
Menurut Luhut, apabila mekanisme pertama tidak efektif, maka akan dilakukan evakuasi kedua dengan memindahkan warga ke kota lainnya yang lebih aman dari kabut asap.
"Misalnya, warga yang terkena dampak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah akan dipindahkan ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan," katanya.
Ia menyatakan kapal TNI juga sudah disiapkan untuk membantu menangani dan mengevakuasi korban kabut asap tersebut.
"Tiga disiapkan di Kalimantan dan tiga lagi di Sumatera serta ada satu kapal rumah sakit kalau nanti dibutuhkan. Kami sudah membuat rencana berlapis untuk proses evakuasi ini," kata Luhut.