Kamis 22 Oct 2015 21:25 WIB

Menteri LH Pantau Kebakaran Lahan di Papua dan Sulawesi

Rep: Andi Nurroni/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri LHK, Siti Nurbaya menjelaskan kondisi terakhir kebakaran hutan dan lahan di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Jumat (18/9).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri LHK, Siti Nurbaya menjelaskan kondisi terakhir kebakaran hutan dan lahan di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Jumat (18/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Lingkungan Hidup (LH) Siti Nurbaya menyampaikan pemerintah terus memantau kondisi kebakaran lahan di Papua dan Sulawesi. Secara geografis, Siti mengatakan, dua pulau tersebut relatif lebih aman dari ancaman kebakaran lahan.

“Sulawesi dan Papua sudah kami monitor sejak Sabtu lalu dan saya mendapatkan laporan terus,” kata Siti, berbicara selepas merilis kasus perdagangan bagian tubuh satwa dilindungi di Mapolres Tanjung Perak Surabaya, Kamis (22/10).

Kondisi Papua, Siti menyampaikan, luas lahan gambut hanya 10 persen dari total luas wilayah. Sementera di Kalimantan dan Sulawesi, kata dia, masing-masing memiliki luas lahan gambut 37 dan 46 persen. Itulah yang menjadi aalasan mengapa dibandingakan Sumatra dan Kalimantan, Papua relatif lebih aman dari ancaman kebakaran lahan.

Dia menjelaskan, beberap waktu lalu dilaporkan paling banyak (titik api) di Merauke, kemudian naik ke wilayah utaranya ke Kabupaten Mapi. Daerah lain yang juga terpengaruh adalah Mimika dan seedikit di kawasan Jaya Pura. Namun yang di Papua, dia mengatakan kelihatannya bisa dikelola.

Sementara di Sulawesi, Siti menyampaikan, bantuan pesawat pengebom air telah diberangkatkan Kamis (22/10). Pesawat pengebom air itu akan difokuskan untuk memadamkan api di Mando.

“Kita dahulukan yang di Mandao, karena area yang terbakar lebih mendekati area masyarakat. Pada dasarnya, seluruh Indonesia kita perhatikan dan kita bekerja keras,” kata Siti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement