REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Perlu sejumlah strategi berkelanjutan menangkal masalah kependudukan tersebut.
Berdasarkan 2014 Revision of World Urbanization Prospects yang dikeluarkan PBB, saat ini sebanyak 54 persen penduduk tinggal di perkotaan. Jumlah itu meningkat menjadi 66 persen pada 2050.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Andreas Suhono mengatakan, masalah perkotaan sudah menjadi agenda seluruh pemangku kepentingan di dunia. Untuk membahas tentang Agenda Baru Perkotaan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan The Sixth Asia Pacific Urban Forum ke-6 di Jakarta pada 19-21 Oktober.
"Indonesia selama ini terlibat aktif dalam penyusunan Agenda Baru Perkotaan melalui penyelenggaraan APUF ke-6 ini. Keterlibatan Indonesia menunjukkan kalau Indonesia berkomitmen mewujudkan kota berkelanjutan di masa depan," ujarnya, Selasa (20/10).
APUF ke-6 mengusung tema Pembangunan Kota yang Berkelanjutan di Kawasan Asia Pasifik: Menuju Agenda Baru Perkotaan. Acara ini merupakan pertemuan awal para pemangku kepentingan menjelang penyelenggaraan konferensi habitat III yang akan dilaksanakan di Quito, Ekuador pada Oktober 2016.
"Konferensi ini diadakan untuk mendorong komitmen global terkait urbanisasi yang berkelanjutan. Ini difokuskan pada pelaksanaan Agenda Baru Perkotaan," katanya