Selasa 20 Oct 2015 09:12 WIB

Indonesia di Mata Orang Cina

Rakyat Cina mengangkat poster mantan ketua Partai Komunis Mao Zedong.
Foto: Reuters
Rakyat Cina mengangkat poster mantan ketua Partai Komunis Mao Zedong.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- "Indonesia itu Bali", "Bali berada di Indonesia", sebagian beranggapan Indonesia aman dikunjungi, sebagian lagi mengatakan tidak aman, sebagian besar mengaku tidak tahu. Demikian salah satu hasil pejajakan pengetahuan orang Cina mengenai Indonesia, yang dilakukan mahasiswi Cina Huang Mengjiao.

Perempuan berusia 21 tahun tersebut melakukan survei terhadap 115 responden yang terbagi dalam dua kelompok, warga Cina yang sudah pernah datang ke Indonesia dan yang belum pernah berkunjung. Kesimpulan survei mahasiswi jurusan Bahasa Indonesia pada Universitas Bahasa Asing Beijing (BFSU) tersebut menyatakan, masih banyak orang Cina yang kurang mengenal Indonesia secara utuh.

Dalam diskusi bertajuk Indonesia dari Sisi Pandang Cina, yang diselenggarakan KBRI Beijing dan Perhimpunan Mahasiswa-Pelajar Indonesia Cina (Permit) Beijing bahkan terungkap fakta klasik terkait pandangan orang Cinatentang Indonesia.

Generasi muda Cina, bahkan ada yang mewarisi pengetahuan serta pengalaman psikologis orang tua, kakek neneknya, tentang peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) dan peristiwa Mei 1998, dimana akibat peristiwa politik itu, banyak warga keturunan Cina yang eksodus ke Cina, dan beberapa negara.

Diana Hudin, mahasiswi Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Tsinghua, Beijing, mengatakan pihaknya kerap mendapat pertanyaan dari rekan kuliah dan dosen tentang peristiwa Mei 1998.

"Mereka kerap bertanya tentang kenapa peristiwa Mei 1998 terjadi, mengatakan warga keturunan Cina menjadi korban, amankah Indonesia bagi kami. Karena bagi mereka warga keturunan Cina di Indonesia, tetapi bagian dari masyarakat Cina," ungkap Diana yang warga keturunan Cina.

Hal senada diungkapkan Gery, mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Universitas Bahasa Asing (BFSU), yang mengatakan, "Persepsi Cina tentang Indonesia masih terkait peristiwa 1998, terlebih mereka tidak pernah tahu perkembangan politik terkini Indonesia, khususnya terkait warga keturunan Cina".

"Jika persepsi atau citra yang kurang bagus masih melekat di masing-masing masyarakat kedua negara, bagaimana hubungan dan kerja sama yang dijalin Indonesia-Cina dapat berjalan maksimal," katanya.

Christine, mahasiswi Indonesia di Universitas Peking menambahkan,"meski Indonesia dan Cina telah menjadi mitra strategis komprehensif, citra dan persepsi kurang baik antara masyarakat kedua pihak, masih belum berubah secara signifikan".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement