REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Universitas Sangga Buana (USB) kembali menggelorakan kesiapannya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Komitmen moril itu menjadi benang merah kegiatan wisuda USB yang berlangsung di kampusnya, Jln PHH Mustopa No 68, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Wisuda kali ini melibatkan 378 wisudawan dan wisudawati. Mereka yang diwisuda terdiri atas mahasiswa pascasarjana 37 orang, mahasiswa S-1 dan D-3 fakultas ekonomi sebanyak 224 orang, masiswa S-1 fakultas teknik 86 orang, serta mahasiswa S-1 fakultas ilmu komunikasi dan administrasi sebanyak 31 orang.
In In Intan Nurhasanah, mahasiswa fakultas ekonomi terpilih menjadi wisudawan terbaik. In In menyandang IPK 3,99. Kegiatan wisuda tersebut menjadi salah satu rangkaian dies natalis Kampus USB Yayasan Pendidikan Keuangan dan Perbankan (YPKP) ke-45. YPKP merupakan pendiri USB.
Sebelumnya, dies natalis USB YPKP diwarnai dengan kegiatan pengecatan jalan protokol Jln PHH Mostopa Kota Bandung, pemberian santunan kepada anak yatim piatu, donor darah, pembuatan SIM gratis, dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Wisuda kali ini mengangkat tema "//Entrepreunership// Ditinjau dari Aspek Budaya dalam Membangun Krakter Bangsa". Tema tersebut sengaja diangkat sebagai bentuk kampanye dari USB dalam menggulirkan gerakan penuntasan masalah ekonomi di Tanah Air, khususnya dalam menghadapi MEA.
Bupati Purwakarta H Dedi Mulyadi SH dan mantan direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank BJB Dr Zaenal memberikan orasi ilmiah dan budaya dalam acara wisuda tersebut. Kepada para wisudawan, Bupati Dedi menyerukan kesiapannya dalam menghadai MEA.
"Bangsa ini, termasuk wisudawan USB, tidak perlu khawatir dalam menghadapi MEA,’’ ujar Dedi dalam orasinya. Menurut dia, Allah SWT menciptakan Indonesia dengan keragaman kearifan lokal. Semua kearifan lokal itu, tegas dia, dihadirkan di Bumi Pertiwi untuk dijadikan sumber kesejahteraan bagi bangsanya.
Dedi mengapresiasi mahasiswa USB yang mulai mengimplementasikan nilai kewirausahaan dalam menumbuhkan perekonomian masyarakat. Fakta itu, tegas dia, merupakan modal dalam menghadapi tantangan MEA. Dia menyatakan, MEA hanya ditakuti oleh bangsa yang tidak menjaga budaya daerahnya.
Rektor USB Dr H Asep Effendi SE MSi mengakui bahwa kewirausahaan belum menjadi karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, pihaknya selaku kalangan akademisi berkewajiban mengampanyekan kewirausahaan di masyarakat. Kepada mahasiswa USB, beberapa tahun ini sudah menanamkan nilai dan spirit kewirausahaan agar mengarakter pada kehidupan sehari-harinya. Tak heran, menurut Asep, sekitar 70 persen dari wisudawan dan wisudawati kali ini sudah berstatus sebagai pekerja dan pelaku wirausaha.
Kebanyakan jenis usaha yang dijalankan mahasiswa USB, yakni pada komoditas //fashion// dan //food//. Oleh karena itu, pihaknya tidak khawatir dalam menghadapi tantangan MEA. Asep mengungkapkan, orasi ilmiah dan budaya dari H Dedi Mulyadi dan Dr Zaenal akan menguatkan para wisudawan dan wisudawati dalam menghadapi tantangan ekonomi.