Sabtu 17 Oct 2015 01:08 WIB

Sebanyak 104 Personel Asing Padamkan Kebakaran Hutan di Sumsel

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Pesawat Pembom Air
Foto: abc.net
Pesawat Pembom Air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 104 personel asing turut serta dalam operasi pemadaman kebakaran di Sumatra Selatan (Sumsel). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan untuk mengoperasikan pesawat dan helikopter, terdapat 104 personel asing.

"Mereka terdiri atas 48 orang dari Singapura, 30 personel dari Malaysia dan 26 personel dari Australia," kata Sutopo lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/10).

Dia mengatakan terdapat enam unit pesawat terbang dan helikopter pembom air bantuan dari negara-negara sahabat. Mereka terus melakukan pemadaman api di Sumsel. Malaysia memberikan bantuan pesawat Bombardier Pelican CL415 dan helikopter Dolphin yang bertugas memandu pemboman air dari udara. Pesawat ini sangat efektif karena mampu mengambil air di sungai, danau dan laut secara cepat. Sekali terbang membawa 6 ribu liter air.

Pada Kamis (15/10), Sutopo menjelaskan, unsur udara tersebut mampu menjatuhkan air sebanyak 26 kali di daerah Cengal, Kabupaten OKI, Sumsel. Sementara dari Singapura mengirimkan dua unit helikopter Chinook dengan satu heli masih perbaikan karena mengalami kerusakan rotor.

Untuk Australia, Sutopo melanjutkan, telah mengirimkan dua unit pesawat yaitu Hercules Bomber 32 yang mampu mengangkut 15 ribu liter air dan pesawat TC690 Birddog 376 yang berfungsi sebagai pemandu pemboman air.

Sementara itu, Jepang akan memberikan bantuan bahan kimia, fire extinguisher berbentuk foam agent, sebanyak tiga ton. Pengiriman ke Palembang akan dilakukan dua kali yaitu 1,5 ton pada Sabtu (17/10) dan 1,5 ton pada Senin (19/10). Jepang lewat JICA berencana akan menyerahkan kepada BNPB di Palembang pada Senin (17/10). Tim BNPB dan JICA sudah melakukan koordinasi.

Sutopo mengatakan rencana bahan kimia itu akan digunakan untuk pengeboman air dengan pesawat dari Indonesia. Sedangkan Malaysia keberatan menggunakan bahan kimia untuk pegeboman air tersebut. Untuk memadamkan api ini, kata Sutopo, Indonesia telah menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan sebanyak 60 ton.

Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut bantuan dari negara lain seperti Rusia, Cina, Korea dan Thailand yang sebelumnya menyatakan akan memberikan bantuan. Kementerian Luar Negeri masih terus menjajaki lebih lanjut bantuan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement