Jumat 16 Oct 2015 19:24 WIB

Induk Gajah dan Anaknya Mati Diduga Terkena Racun

Red: Nur Aini
Seekor gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatresnsis) diikat di pinggir jalan di area kawasan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, sehingga menjadi tontotan warga.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Seekor gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatresnsis) diikat di pinggir jalan di area kawasan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, sehingga menjadi tontotan warga.

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH - Dua ekor gajah sumatra (Elephas Maximus Sumatranus), ditemukan mati di kawasan Gampong (desa) Panggong, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh.

Kapolres Aceh Jaya AKBP Riza Yulianto mengatakan bahwa kedua gajah tersebut mati diduga terkena racun. Satu ekor merupakan gajah betina berusia 30 tahun dan satu ekor lagi anak gajah berusia empat tahun mati setelah minum susu ibunya.

"Dugaan awal mereka gajah itu mati keracunan, apakah makan sesuatu, sampel limpa dan hati sudah dibawa ke laboratorium BKSDA Banda Aceh. Sambil menunggu itu kita Polri melakukan pendalaman memeriksa saksi di seputar TKP," ungkapnya, Jumat (16/10).

Dua ekor gajah betina tersebut ditemukan mati sudah membiru di lokasi yang berjarak sekitar delapan kilometer dari pusat ibu kota Calang pada Selasa (13/10), kemudian tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) turun bersama pihak kepolisian melakukan autopsi.

Tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan ataupun luka tembak pada tubuh hewan berbelalai panjang itu, karenanya pihak kepolisian menduga kematian dua ekor gajah tersebut karena keracunan dan tidak ada kaitanya dengan adanya isu sindikat perburuan gading gajah di kawasan hutan Aceh Jaya.

Kapolres AKBP Riza Yulianto menegaskan kasus kematian ibu dan anak gajah tersebut baru perdana ditangani sepanjang 2015. Selama ini pihak kepolisian gencar melakukan patroli rutin dalam petualangan menelusuri jejak keberadaan satwa dilindungi itu bersama kepala daerah setempat.

"Itu gajah betina berumur 30 tahun dan gadingnya baru sekitar 50 sentimeter masih utuh. Secara fisik tidak ada kekerasan seperti bekas jeratan dan sabagainya, diperkuat lagi tim BKSDA yang telah melakukan otopsi diduga keracunan," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement