REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan program bela negara berbeda dengan program wajib militer.
"Bela negara mendidik jiwa disiplin warga negara, sedangkan wajib militer dilatih untuk menjadi tentara karir," jelasnya di Kantor Wapres, Selasa (13/10).
JK menjelaskan pemerintah perlu mempelajari dengan cermat untuk meresmikan konsep pembentukan kader bela negara.
"Semua negara butuh kedisiplinan, butuh suatu sikap. Apakah bentuknya bela negara atau apapun, ya kita lihat saja situasinya, konsepnya dan aturannya apa," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan berencana membentuk kader bela negara sebanyak 100 juta orang dalam 10 tahun untuk mengantisipasi serangan ideologi dari pihak dalam maupun luar.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan kader bela negara itu disiapkan mengingat permasalahan bangsa yang semakin banyak mulai dari serangan ideologi yang menghancurkan bangsa serta hal-hal yang membuat rasa cinta tanah air para generasi muda luntur.