Senin 12 Oct 2015 20:25 WIB

Tokoh Masyarakat Deklarasikan 'Gerakan Riau Melawan Asap'

Pengendara sepeda motor melintasi jalan ketika kabut asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (4/10).
Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Pengendara sepeda motor melintasi jalan ketika kabut asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tokoh dan elemen masyarakat Riau deklarasikan 'Gerakan Riau Melawan Asap' di White House Pekanbaru, Riau, Senin (12/10). Deklarasi ini bentuk perlawanan berbagai elemen masyarakat terhadap bencana asap yang terus berulang di Riau.

Ketua 'Gerakan Riau Melawan Asap', Feri Utomo, mengatakan gerakan ini diinisiasi Susiana Tabrani, putri deklarator Riau Berdaulat. Susiana menuturkan belum adanya upaya penanganan komprehensif dari pemerintah terkait bencana asap sebab digagasnya gerakan ini.

"Dari tahun ke tahun penanganan masalah asap bersifat sporadis dan reaksioner, parsial serta tidak menyentuh akar persoalan, melainkan hanya mengatasi gejala-gejala simptomatis,'' kata Susi dalam rilis yang diterima Republika.co.id

''Itu pun biasanya harus didahului oleh protes dan kemarahan publik. Pola kunjungan pejabat pusat dari menteri hingga presiden, 'drama' berkantor di daerah bencana dan turun langsung ke lokasi pembakaran adalah program-program populis yang tidak sama sekali menyelesaikan persoalan," katanya.

Menurut Susi, gerakan Riau Melawan Asap akan diarahkan menjadi gerakan nonpartisan dan nonpolitis. Seluruh tokoh yang tergabung dalam gerakan ini telah mengikhlaskan diri dan berniat baik untuk tidak memanfaatkan gerakan untuk kepentingan perseorangan maupun kelompok.

“Kami mendesain gerakan ini sebagai gerakan moral, intelektual, aktivisme dalam pengertian seluas-luasnya,” kata Susi. Gerakan ini menaruh perhatian serius pada masifikasi dan internasionalisasi isu dengan melakukan riset dan pengumpulan data.

Deklarasi yang dilakukan di kediaman  Prof. Tabrani Rab ini diisi dengan diskusi dan pembacaan puisi antara lain oleh ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Dheni Kurnia; tokoh pers Riau, Fakhrunnas M. A. Jabbar; dan sastrawan Riau, Aris Abeba.

Di tempat  yang sama, pada 1999 lalu dideklarasikan gerakan Riau Berdaulat oleh Tabrani Rab, sebagai bentuk perlawanan terhadap kezaliman pemerintah pusat terhadap eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) Riau.

Pekikan kemarahan kini disuarakan lagi oleh para tokoh Riau atas bencana asap yang telah menyebabkan dua orang warga Riau meninggal dan 59.058 orang  menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Total warga Riau yang menderita berbagai penyakit disebabkan asap sebanyak 70.286 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement