Senin 12 Oct 2015 07:32 WIB

Korban Merapi Kembali ke Daerah Rawan Bencana

Merapi
Foto: Antara
Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Korban bencana erupsi Gunung Merapi 2010 di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta banyak yang kembali ke tempat tinggal asalnya. Padahal, tempat tersebut masuk dalam kawasan rawan bencana III.

"Memang banyak warga yang telah direlokasi di hunian tetap (huntap) kembali ke tempat asalnya di kawasan rawan bencana (KRB) III untuk beraktivitas seperti sebelum terjadi bencana, khususnya aktivitas yang berkaitan dengan ekonomi keluarga," kata Camat Cangkringan Edy Sriharmanta, Senin (12/10).

Menurut dia, sejak beberapa waktu lalu banyak warga yang melakukan perbaikan rumah mereka yang dulunya rusak terkena bencana erupsi Gunung Merapi.

"Seperti di dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, banyak rumah warga yang tidak rusak total. Mereka memperbaikinya. Jadi, mereka kadang tinggal di huntap juga kebalikannya. Kalau untuk jumlah total warga yang masih tinggal di KRB III, sekitar 400 kepala keluarga," katanya.

Sementara itu Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai warga yang tak direlokasi dan masih tinggal di KRB III Merapi, lebih bahagia dan merasa nyaman.

"Bahkan, kehidupan warga yang tidak direlokasi ini lebih baik dibandingkan mereka yang direlokasi ke huntap," kata anggota Dewan Daerah Walhi DIY, Suparlan.

Menurut dia, bukti tersebut dapat dilihat dari mereka yang masih tinggal di KRB III, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

"Di Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen itu juga terkena bencana. Mereka pulih secara mandiri. Mereka yang selama ini menolak relokasi, hidup bahagia dan nyaman," katanya.

Ia mengatakan, selama ini konsep relokasi hanya mementingkan perpindahan tempat tinggalnya saja. Sementara, kebutuhan dasar mereka sampai kini belum terpenuhi.

"Diantaranya seperti mata pencaharian, sosial, dan budaya belum bisa dicukupi. Kalau hanya terpenuhi pemindahan tempat tinggalnya saja seusai bencana, ini malah menjadi bencana baru," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement