Ahad 11 Oct 2015 15:08 WIB

Banyak Kutu, Warga Tolak Beras Raskin

Rep: c12/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Beras Miskin (Raskin) yang disalurkan ke sejumlah desa di Kabupaten Bandung Barat dikeluhkan warga. Raskin yang diterima warga dianggap tidak layak konsumsi lantaran terdapat kutu di beras tersebut, dan warnanya pun agak kekuning-kuningan.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Desa Cikadu Kecamatan Sindangkerta, Rahmat menuturkan, ada 503 karung raskin yang tidak layak konsumsi. Menurut dia, raskin yang diterima desanya, selalu saja dalam kondisi demikian. "Kualitas raskinnya selalu gini tiap bulan," ujarnya, Ahad (11/10).

Rahmat menambahkan, tiap bulan desanya selalu menerima jatah raskin. Beberapa bulan yang lalu, meski kualitas raskinnya tak layak konsumsi, warga tetap mengambil. Harga raskin itu sendiri, per kilogramnya Rp 1.600. "Karena sudah sekian kalinya kayak begini, makanya bulan ini warga enggak mau menerima raskin itu lagi. Karena yang sekarang itu buruk banget," kata dia.

Desa Cikadu pada bulan ini menerima sebanyak tujuh ton raskin. Seluruh raskin ini awalnya akan disalurkan ke 13 RW dan 47 RT di desa tersebut. Namun, karena kualitas raskin yang dinilai buruk, warga di sana secara tegas menolak raskin itu.

Kini, raskin yang ditolak warga itu disimpan di kantor desa. Sudah empat hari raskin tersebut di sana, tapi petugas dari Bulog belum juga mengambilnya. Pejabat desa dan warganya hingga kini masih menunggu kedatangan petugas dari Bulog untuk mengambil raskin itu, dan menggantikannya dengan raskin yang layak untuk dikonsumsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement