REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Gubernur Gorontalo Rusli Habibie minta agar petani maupun pedagang jangan menjual hasil panen areal persawahan berupa beras keluar daerah, menyusul adanya menurunan hasil panen akibat musim kemarau. "Untuk menstabilkan harga beras di Provinsi Gorontalo sebaiknya petani maupun pedagang jangan menjual ke luar daerah," kata Rusli, Ahad (11/10).
Dia menjelaskan, sebagian besar sawah produksi panen petani di Gorontalo mengalami penurunan, sementara harga beras terus mengalami peningkatan, oleh sebab itu produksi lokal harus dimanfaatkan untuk konsumsi di daerah ini. Begitu juga pedagang terutama dari Gorontalo jangan dulu melakukan pembelian terhadap beras dari luar, sehingga nantinya harga akan jadi stabil dan produksi beas lokal akan habis terjual untuk kebutuhan konsumen di daerah ini.
"Biasanya begitu selesai panen banyak petani maupun pedagang di daerah ini menjual beras untuk kebutuhan luar daerah, namun untuk kali ini jangan dulu dan juga beras dari luar belum diperbolehkan masuk Gorontalo," tutur Rusli.
Sejumlah pedagang khususnya di pasar sentral Kota Gorontalo mengaku sangat mendukung adanya kebijakan dari pemerintah Provinsi Gorontalo, sebab tidak akan terjadi permainan harga baik ditingkat petani maupun pengusaha pengumpul beras.
Aji Suleman salah seorang pedagang mengatakan, biasanya jika stok mengalami penurunan sedangkan permintaan meningkat, pengusaha pengumpul melakukan pembelian beras dari luar daerah, sehingga harga makin naik.Padahal jika produksi beras lokal tidak di jual ke luar daerah, maka dapat dipastikan kebutuhan konsumen Gorontalo akan terpenuhi dan harga tetap stabil.
Ningsi salah seorang konsumen ketika ditemui mengatakan bahwa harga beras terus mengalami kenaikkan dari sebelumnnya Rp 480 ribu per koli (ukuran 50 kg, Red) saat ini mengalami kenaikkan menjadi Rp 500 ribu hingga Rp 510 ribu per koli. "Pemerintah harus membuat kebijakan seperti ini, jika tidak harga beras makin naik karena terjadi pesaingan dikalangan pedagang," kata Ningsi.