Sabtu 10 Oct 2015 23:58 WIB

Mandeh, Raja Ampat-nya Sumatera

Kawasan wisata Mandeh
Foto: Google
Kawasan wisata Mandeh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Pariwisata Bahari Terpadu Mandeh diharapkan menjadi contoh pengembangan kawasan Bahari di Indonesia. Potensinya ekonominya mirip Raja Ampat di Papua.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan lingkar akan selesai dalam dua tahun. Proyek ini akan memperpendek waktu tempuh antara Padang-Mandeh sehingga berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan.

"Kalau ke Raja Ampat dari Jakarta butuh Rp 6 juta, kalau ke Mandeh cukup Rp 600 ribu. Jadi kalau mau berkali-kali ke Raja Ampat, sedangkan duit pas-pasan, silakan ke sini saja, Mandeh,” kata lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Program Doktor di Unpad Bandung itu. 

Arief mengungkap, kawasan Mandeh ini kurang lebih 18.000 Ha, potensi terumbu karang 70,32 hektare, mangrove 313,32 hektare, dan keragaman hayati 404,55 hektar.Sal keindahan, Mandeh Pesisir Selatan ini dijuluki “The Paradise of the South” surga dari selatan. "Karena itu, Mandeh kami sebut sebagai Raja Ampat-nya Sumatera,” jelas Arief Yahya yang membuat bangga warga di sana. 

Arief menjelaskan, khusus di Mandeh, ada pengembangan potensi pariwisata yang dinamai “Community Base”. Konsepnya, akan dibentuk Pokdarwis, kelompok sadar wisata, mendidik 100 KK, dan mengirim beberapa tokoh agent of change-nya ke Sanur yang sama-sama community base, dan sudah disentuh oleh digital. 

"Kami juga mengapresiasi anak-anak muda yang nekat membuat Mandeh Joy Sailing lalu, tahun depan silakan digelar lagi, kami akan support lagi,” katanya. 

 Arief Yahya mengingatkan agar menjaga kelestarian semua potensi alam dan anugerah Tuhan yang sudah dicurahkan ke Mandeh. Seperti terumbu karang, ikan-ikan yang beraneka warna, dan semua keindahan yang dimiliki Mandeh. 

“Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” katanya,

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement