REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) akan mengkaji ulang proses penerimaan mahasiswa pada jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang dinilai tidak lebih baik dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
"Setelah mendapatkan masukan dari para rektor, saya minta evaluasi SNMPTN yang selama ini dilakukan, dari hasil evaluasi tersebut akan kami kaji lebih dalam proporsi ke depannya seperti apa," kata Menristekdikti Muhammad Nasir di Ambon, Sabtu (10/10).
Menristekdikti yang ditemui usai menghadiri pertemuan tertutup Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) mengatakan, berdasarkan laporan kajian sementara SNMPTN dan SBMPTN, kualitas mahasiswa pada dua jalur rekruitmen tersebut sangat berbeda.
Kualitas dan prestasi akademik mahasiswa yang diterima melalui jalur tes SBMPTN jauh lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berhasil kuliah melalui jalur SNMPTN.
Padahal proses penerimaan mahasiswa melalui jalur SNMPTN mengandalkan besaran prestasi akademik, kesenian dan olahraga yang dinilai dari buku laporan pendidikan (rapor) semasa duduk di bangku SMA.
"Saya melihat laporan sementara, SBMPTN dilihat dari prestasi akademik (mahasiswa) lebih baik dari SNMPTN, ini yang harus kami kaji, apakah karena pengukuran SNMPTN tidak jelas atau bagaimana," ucapnya.
Lebih lanjut Muhammad Nasir mengatakan hasil evaluasi proses SNMPTN akan menentukan alokasi penerimaan mahasiswa pada jalur tersebut, besar kemungkinan tidak lagi 50 persen dari total jumlah mahasiswa baru yang harus diterima oleh perguruan tinggi negeri setiap tahunnya.
Terkait evaluasi, katanya lagi, ada pertimbangan lainnya, kemungkinan alokasi penerimaan mahasiswa pada jalur SNMPTN akan disamakan atau bahkan lebih sedikit dari SBMPTN yang hanya sebesar 30 persen dari total jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun.
"Jumlahnya berapa persen akan dipertimbangkan, apakah nanti 40:40 atau 60:20 masih akan dikaji," katanya.