Sabtu 10 Oct 2015 16:38 WIB

70 Persen Penderita ISPA adalah Anak-Anak Korban Asap

Red: Nur Aini
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas Merdeka Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/9).
Foto: ANTARA FOTO/ Feny Selly
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas Merdeka Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANGSIDIMPUAN -- Jumlah penderita inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, sejak Juli hingga September 2015 mencapai 2.992 orang. Sebagian besar penderita tersebut adalah anak-anak.

"Kalau secara perinci, masyarakat yang terkena ISPA, yakni pada Juli sebanyak 886 orang, Agustus 1.113 orang, dan September 993 orang," kata Kepala Bidang Penanganan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Padangsidimpuan Maryanthi di Padangsidimpuan, Sabtu (10/10).

Jika melihat kasusnya, kata Maryanthi, pada umumnya warga terjangkit penyakit yang juga diakibatkan oleh perubahan cuaca tersebut adalah kalangan anak-anak.

"Menurut data kami, sebanyak 70 persen penderita ISPA berasal dari kalangan anak-anak," katanya.

Menurut dia, tingginya anak-anak yang menderita ISPA diakibatkan daya tahan tubuh anak, terutama yang masih balita, memang rentan sehingga mudah terjangkit penyakit.

Untuk mengantisipasi makin meningkatnya penderita ISPA, Dinkes Kota Padangsidimpuan sudah melakukan berbagai pencegahan, termasuk membagi-bagikan masker kepada masyarakat. Ia mengimbau seluruh warga agar mengurangi aktivitas di luar ruangan, sebab kondisi kabut asap masih relatif berbahaya.

"Kalau bisa, kurangi aktivitas di luar ruangan untuk menghindari kabut asap," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Padangsidimpuan Khoiruddin Nasution mengatakan bahwa pemkot setempat harus mengambil kebijakan yang bersifat membantu warga dalam mengantisipasi berbagai penyakit yang timbul akibat kabut asap.

"Itu jumlah yang luar biasa. Kami dari DPRD, khususnya komisi yang membidangi masalah kesehatan, mendesak pemerintah agar segera membuka posko-posko sehingga masyarakat yang terkena penyakit akibat kabut asap dapat langsung ditangani," katanya.

Posko tersebut, kata dia, dibuat di setiap lingkungan sehingga masyarakat bisa mendapatkan langsung pelayanan medis apabila ada yang terjangkit ISPA.

"Selain itu, kami juga meminta peran pustu (puskesmas pembantu) di kelurahan-kelurahan harus dimaksimalkan karena pustu langsung bersentuhan dengan warga," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement