REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki sekitar 7.700 koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sulsel. Sayang dari jumlah tersebut, sekitar 2.000 koperasi mulai mengalami kemunduran.
Kepala Diskop dan UMKM Sulsel Syamsu Alam Ibrahim mengatakan, 2.000 koperasi yang mulai tidak aktif ini memang telah lama dipantau. Mereka sangat minim menjalankan aktifitas simpan pinjam yang biasa dilakukan koperasi pada umumnya. Hal ini membuat koperasi tersebut menurun kinerjanya.
"Kita terus bantu mereka untuk lebih aktif. Tapi kalau merekanya yang susah, ya paling kita 'binasakan'," ujar Syamsu, Jumat (9/10).
Syamsu menjelaskan, sejauh ini pihak di setiap Kabupaten/kota telah melakukan rapat koordinasi untuk penon-aktifan koperasi. Seluruh elemen yang tergabung untuk menggerakan koperasi ikut berkoordinasi dengan dinas terkait agar 2.000 koperasi di Sulsel tidak mati begitu saja.
"Mudah-mudahan kami bisa pertahankan lebih banyak. Karena sayang kalau koperasi non-aktif. Apalagi yang berada di daerah-daerah," papar Syamsu.
Meski demikian, Syamsu mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus menggenjot masyarakat untuk menjadi pelaku usaha kecil menengah (UKM). Terlebih mereka yang berada di daerah dan tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Dia menerangkan, sampai tahun 2015, tercatat 91.400 pelaku UKM di Sulsel. Kebanyak dari mereka adalah pada pelaku usaha yang memanfaatkan potensi daerah untuk dijadikan barang jadi maupun setengah jadi.
"Kan kita kaya akan kopi, jagung dan tanaman lain untuk dijadikan produk. Ada juga kerajinan seperti kain-kain," kata Syamsu.
Bahkan untuk memperbanyak UKM, Pemprov Sulsel kerap kali memberikan pelatihhan bagi masyarkat yang tidak bisa bekerja karena permasalahan pendidikan. Dari tahun 2013, Pemprov Sulsel kerap memberikan pelatihan dan mampu mencetak sekitar 1900 UKM. Para UKM ini kemudian diberikan modal serta pelatihan berjenjang seperti cara memproduksi hinga memasarkan produk secara online.