Jumat 09 Oct 2015 07:30 WIB

BNPB: Asing Pernah Bantu Tangani Asap di Indonesia pada 1997

Sejumlah pengendara menembus kabut asap yang menyelimuti Jembatan Betrix, Sarolangun, Jambi, Rabu (7/10).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Sejumlah pengendara menembus kabut asap yang menyelimuti Jembatan Betrix, Sarolangun, Jambi, Rabu (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia siap menerima bantuan dari luar negeri untuk mengatasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.

Pemerintah Indonesia kemarin sudah minta bantuan dan dibantu dari Singapura dalam proses, Rusia, Malaysia, Jepang. Kapusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada tahun 1997, Indonesia juga pernah mendapat bantuan Internasional dalam menangani asap.

"Saat itu, Indonesia menerima bantuan internasional untuk mengatasi karhutla berupa 1.300 pasukan Bomba dari Malaysia," ucapnya dalam keterangan pers kepada Republika.co.id pada Kamis (8/10).

Selain itu, saat karhutla yang terjadi pada September tersebut, Indonesia juga menerima bantuan berupa 3 Hercules C-130 dari Malaysia, 1 Hercules C-130 dari Singapura, 2 pesawat Air Tractor pembom air dari Australia, 2 Hercules dari AS, 2 helikopter dari Jepang untuk memantau hotspot.

"Tidak hanya itu, kita juga mendapat bantuan peralatan pemadam kebakaran dari Jepang dan Prancis," kata dia.

Sedangkan untuk bantuan pada karhutla tahun ini, lanjutnya, pemerintah mengarapkan bantuan yang sifatnya filling the gab dari kebutuhan yang ada. Saat ini, Indonesia telah mengerahkan 25 pesawat dan helikopter untuk water bombing dan hujan buatan. 22.146 personil dikerahkan untuk memadamkan api di 6 provinsi.

Di Sumsel telah dikerahkan 5 helikopter, 2 pesawat Air Tractor water bombing dan 1 pesawat Casa hujan buatan. 3.694 personil gabungan TNI dan Polri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement