REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Gangguan terhadap operasional penerbangan akibat kabut asap paling parah terjadi di Bandara Sultan Syaif Kasim di Pekanbaru dan Bandara Sultan Thaha Syaifuddin di Jambi.
Di sela-sela kunjungan Menhub Ignasius Jonan di Bandara Kualanamu, Kamis (8/10), Dirut Angkasa Pura (AP) 2 Budi Karya Sumadi mengatakan, gangguan penerbangan di dua bandara itu lebih dari 75 persen.
Akibat kabut asap yang sangat tebal, banyak penerbangan di dua bandara tersebut yang harus dibatalkan atau ditunda.
Dalam catatan AP-2, sekitar 3.300 penerbangan yang mengalami penundaan (delay) akibat gangguan asap tersebut pada 1-20 September. Sedangkan pesawat yang batal berangkat sekitar 3.000 pesawat.
"Kalau satu pesawat mengangkut 100 penumpang, berarti ada sekitar 300 ribu penumpang yang batal terbang," katanya.
Namun penerbangan di bandara lain seperti Bandara Kualanamu di Medan, Bandara Minangkabau di Padang, dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin di Palembang relatif bagus.
Meski banyak penumpang yang kecewa atas pembatalan atau penundaan penerbangan tersebut, pihaknya tidak pernah menerima komplain yang berarti.
"Tidak ada (komplain) itu, karena mereka memahami kondisinya," kata Budi.
Meski demikian, kata dia, AP-2 selaku penyedia jasa penerbangan merasa kurang puas karena kurang berhasil memberikan pelayanan maksimal akibat kabut asap tersebut.