REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum bertolak ke Sumatra untuk meninjau asap, Presiden Joko Widodo sempat meninjau lokasi pengeboran stasiun bawah tanah untuk proyek kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (8/10).
Presiden Jokowi sempat melihat cara mesin bor bawah tanah bekerja membuat terowongan yang nantinya akan dilewati kereta MRT. Mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menyebut, pembangunan terowongan bawah tanah MRT menandakan era baru transportasi di Indonesia. "Kita memasuki peradaban baru transportasi bawah tanah," katanya.
Terowongan bawah tanah untuk jalur kereta MRT tersebut merupakan yang pertama kali ada di Indonesia. Karenanya, Jokowi mengaku puas karena pembangunan proyek tersebut sekaligus memberikan wawasan baru bagi tenaga ahli Indonesia dalam bidang konstruksi bawah tanah.
"Saya senang pekerjaan di sini banyak sekali transfer of knowledge, transfer of technology. Ini memberikan wawasan baru bagi tenaga ahli kita," ucap Jokowi yang didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Dirut PT MRT Jakarta Dono Boestami.
Jokowi memperkirakan, ke depan ruang bawah tak hanya dapat dimanfaatkan untuk jalur trasnportasi saja. Setelah MRT beroperasi, Presiden ingin pemanfaatan ruang bawah tanah dimaksimalkan seperti yang sudah ada di kota-kota besar dunia.
"Ini perlu regulasi baru, Saya kira Pak Gubernur sudah menyiapkan untuk DKI. Secara nasional juga kita harus menyiapkan," katanya.
Pembangunan MRT telah dimulai sejak 10 Oktober 2013 lalu. MRT tahap pertama akan membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Koridor satu MRT tersebut akan terdiri dari 13 stasiun, dengan rincian tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah.
Proyek transportasi massal yang ditargetkan dapat mengurangi kemacetan Jakarta ini diperkirakan akan selesai pada akhir 2017 mendatang.