Kamis 08 Oct 2015 14:39 WIB

Arief Yahya: Peran TIK Ikut Menentukan Industri Pariwisata

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Industri pariwisata nasional sedang digenjot untuk menarik banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Dibutuhkan dukungan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mumpuni guna meningkatkan pelayanan, penjualan dan pengembangan produk.

"Dengan diberlakukannya penambahan jumlah negara yang bebas visa, maka jumlah wisman datang ke Indoensia akan jauh lebih besar. Cara terbaik untuk mengingkatkan pelayanan adalah dengan menerapkan aplikasi Teknologi Informasi (TI) di semua titik pelayanan, seperti di bandara, imigrasi dan pusat-pusat informasi," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangannya, Kamis (8/10).

Arief menambahkan infrastruktur TIK yang mumpuni juga bisa meningkatkan penjualan karena adanya digital marketing. Sekadar catatan, hampir 60 persen wisman melalukan pencarian dan pembelian paket wisata melalui digital.

"Sedangkan untuk pengembangan produk secara kreatif, peran TIK juga sangat menentukan, misalnya pengelolaan seluruh homestay dapat menggunakan aplikasi cloud computing, seperti yang dilakukan oleh Go-Jek. Komponen TIK itu adalah 3C yaitu Communication, Content, dan Commercial," ujar Arief.

Sejak Januari hingga Agustus tahun ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) mencapai enam juta lebih atau naik tiga persen.  Pertumbuhan ini justru berbanding terbalik dengan yang dialami oleh beberapa negara ASEAN lainnya seperi Singapura yang turun empat persen dan Malaysia sebesar sembilan persen.

Salah satu strategi yang cukup mumpuni dilakukan oleh Kementerian Pariwisata adalah memperbanyak jumlah negara yang dibebaskan Visa masuk ke Indonesia. Kebijakan dan strategi yang diterapkan Kementerian Pariwisata akan berjalan mulus bila didukung sektor lainnya, termasuk telekomunikasi.

Secara terpisah, Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin mengungkapkan akses telekomunikasi menjadi kebutuhan utama bagi para wisatawan di pusat-pusat wisata.  "Tak hanya sekadar suara, namun akses data berkecepatan tinggi pun sangat dibutuhkan. Beberapa wisatawan menjadikan pusat wisata sebagai tempat bekerja, tak sedikit dari mereka berwisata sambil menjalankan bisnisnya,” katanya.

Doni mengatakan dari hasil uji jaringan yang dilakukan beberapa waktu lalu jaringan empat operator GSM dan satu CDMA bisa di bilang sudah merambah ke berbagai wilayah Nusantara, termasuk destinasi wisata.

Dalam uji jaringan yang dilakukan oleh Tim IndoTelko di empat kota besar yang pertama diberikan layanan 4G oleh Telkomsel, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan, kecepatan akses data 4G milik anak perusahaan Telkom ini terlihat lumayan mumpuni yakni di kisaran 10 Mbps keatas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement