REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suprasetyo mengatakan, proses evakuasi Pesawat twin otter milik maskapai Aviastar sudah dilakukan. Mengenai penyebabnya, ia menyerahkan hal tersebut kepada KNKT.
"Soal penyebabnya nanti KNKT yang akan investigasi," ujarnya di Kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (6/10) malam.
Mengenai kelaikan Pesawat twin otter milik maskapai Aviastar yang jatuh, ia mengatakan, pesawat tersebut dalam kondisi laik terbang. Menurutnya, untuk angkutan udara perintis memang terbang di landasan pendek sekitar 900 meter yang cocok dengan pesawat twin otter.
"Tahun depan kita akan perpanjang landasan bandara terdepan, daerah rawan bencana, dan terisolir jadi 1600 meter supaya pesawat besar lebih bisa masuk, mengangkut penumpang lebih banyak sehingga harga tiket bisa lebih murah," katanya menambahkan.
Suprasetyo melanjutkan, ke depannya Kemenhub akan merevisi peraturan mengenai usia pesawat yang saat ini ditoleransi bagi pesawat berusia 30 tahun menjadi 10 tahun nantinya. "Sekarang kan 30 tahun, akan kita perbaharui jadi 10 tahub. Kemudian yang sudah operasi harus menyesuaikan," tegasnya.
Pesawat twin otter milik maskapai Aviastar yang hilang kontak sejak Jumat (2/10), akhirnya ditemukan. Pesawat jatuh di daerah Ulu Salu, Desa Gamaru, Kabupaten Luwu.