REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tender atau prakualifikasi lelang proyek kereta ekspress bandara Halim Perdanakusumah-Soekarno Hatta yang ditargetkan pada Desember 2015 diperkirakan tertunda, karena perlunya penyesuaian ulang trase proyek tersebut.
"Pihak sektor (Kementerian Perhubungan) perlu melihat kembali ke rencana induk untuk jalurnya, karena banyak inisiatif lain yang timbul seperti proyek LRT, dan MRT tahap II," kata Direktur Utama PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini, Senin (5/10).
Menurut Emma, dengan adanya sejumlah proyek kereta di Jabodetabek, seperti kereta ringan perkotaan (Light Rapid Transportation/LRT) dan juga kereta transportasi massal mutakhir (Mass Rapid Transportation/MRT), Kementerian Perhubungan sebagai otoritas sektor transportasi, perlu mengintegrasikan jalur proyek kereta tersebut.
Begitu juga dengan penyesuaian untuk kapasitas stasiun yang akan dibangun, dalam melayani keberangkatan dan transit penumpang.
"Ini kan ada dinamikanya, perlu dilihat lagi masterplan alignmentnya," ujarnya.
Emma menuturkan, dengan hadirnya sejumlah proyek kereta di Jabodetabek, penyesuaian trase kereta bandara akan memperbarui potensi jumlah penumpang dan dan biaya investasi yang diperlukan.
Seperti diketahui, SMI telah ditugaskan pemerintah untuk membantu persiapan dokumen proyek hingga persiapan lelang proyek. Proyek Kereta ekspress rute bandara Halim-Soetta ini diprediksi membutuhkan dana sekitar Rp20 triliun.
Rute kereta ekpres ini nantinya berawal dari Halim Perdanakusuma, Cawang, Manggarai, Tanah Abang, Sudirman, Pluit hingga Bandara Soekarno Hatta.
Proyek ini diperkirakan akan memangkas waktu tempuh dari Halim ke Soetta yang berjarak 33,8 kilometer menjadi 30 menit dari waktu tempuh sekarang yang rata-rata 1-3 jam.