REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Berbagai upaya dilakukan para orang tua di Pekanbaru, Riau kepada anak-anaknya untuk menghindari paparan kabut asap yang dapat mengakibatkan ISPA. Salah satu ibu rumah tangga yang tinggal di Pekanbaru, Faridah (37 tahun).
Faridah mengaku selama ini selalu mengantisipasi agar ketiga anaknya tidak terkena ISPA. Terutama anaknya, Arika Fatina yang masih berusia empat bulan. "Alhamdulilah belum ada kena ISPA," kata dia kepada republika.co.id, Senin (5/10).
Ia mengatakan, selama ini pintu rumahnya beserta ventilasi selalu ditutup rapat-rapat. Udara yang berputar di dalam rumah hanya berasal dari kipas angin. Semua kipas angin di dalam rumahnya selalu dihidupkan 24 jam. Ia memang tidak memasang AC dan tidak ada tabung oksigen di rumah kontrakannya itu.
Untuk menjaga kesehatan si kecil, Faridah mengaku lebih sering memberikan ASI. Ia juga lebih sering menidurkan anaknya, agar si kecil cukup istirahat. Ia menuturkan, sering terselip untuk memberikan air putih kepada bayinya agar tidak terserang dehidrasi. "Hanya itu antisipasinya," ujar Faridah.
Sebenarnya, Faridah juga ingin membawa bayinya ke posko evakuasi balita di Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru. Sebab, di posko tersebut, menurutnya dapat terjamin sterilisasinya. Selama ini ia khawatir jika anak-anaknya terserang ISPA, khususnya Arika.
Namun, karena pertimbangan tidak ada yang menjaga kedua kakak Arika, maka Faridah mengurungkan niatnya tersebut. Di posko evakuasi, memng hanya dikhususkan bagi bayi, khususnya di bawah enam bulan.
Ia selalu mewanti-wanti kepada kedua kakak Arika, agar jangan terlalu sering beraktifitas di luar ruangan. Sebab, ia mengatakan, jika kedua kakak Arika terkena ISPA, sangat besar kemungkinan menularkan kepada adiknya.
Kekhawatiran tersebut, kata Faridah, karena kabut asap yang terasa semakin pekat menyelimuti Pekanbaru. "Malah kerasa masuk-masuk ke hidung, kayaknya debu makin parah. Ini biasanya gak kerasa masuk lubang hidung," tuturnya menjelaskan.