REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat (Dinkes Sumbar) mencatat, pada minggu ke-38 tahun ini, sebanyak 3.114 kasus ISPA terjadi di sejumlah kabupaten/kota di daerah tersebut.
Jumlah tersebut meningkat dari minggu ke-37 yang hanya mencapai 2.301 kasus. Namun, Dinkes Sumbar membantah pasien ISPA di Sumbar disebabkan paparan kabut asap yang menguar dari provinsi tetangga.
"Kalau secara jumlah, tidak terlalu meningkat," kata Kepala Dinkes Sumbar, dr. Rosnini di Padang, Senin (5/10).
Menurutnya, kasus ISPA yang terjadi di Sumbar bukan dikarenakan paparan kabut asap yang tengah menyelimuti daerah itu. Sebab, ia mengatakan, kasus ISPA dapat disebabkan karena bermacam-macam hal, salah satunya virus dan kabut asap.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumbar, pada minggu ke-29, tercatat kasus ISPA mencapai 3.192. Pada minggu ke-30 meningkat menjadi 3.228 kasus.
Pada minggu ke-31 meningkat menjadi 3.979 kasus. Pada minggu ke-32 turun menjadi 3.633 kasus. Pada minggu ke-33 meningkat menjadi 4.495 kasus.
Pada minggu ke-34 turun menjadi 4.265 kasus. Pada minggu ke-35 meningkat menjadi 6.009 kasus. Pada minggu ke-36 turun menjadi 3.220 kasus. Pada minggu ke-37 turun menjadi 2.301 kasus. Kemudian pada minggu ke-38 meningkat menjadi 3.114 kasus.
Sementara itu, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat, dr Irene menuturkan, berdasarkan data yang ada, secara provinsi, tidak ada peningkatan kasus ISPA. Namun, secara kabupaten/kota, peningkatan terjadi di Padang Panjang dan Pariaman.
Secara kecamatan, ia menjelaskan, peningkatan terjadi di Agam, Malalak, Sungai Rumbai, Pariaman Timur. Secara puskesmas, peningkatan pasien yang memeriksakan diri terjadi di Batu Kambing, Sungai Rumbai, Koto Kaciak dan Kampung Baru Padusunan. "Secara provinsi tidak ada peningkatan ISPA, lonjakan sedikit," kata Irene.
Dikatakannya, berdasarkan laporan dari petugas medis di daerah-daerah tersebut, usia pasien yang memeriksakan diri beragam, mulai dari balita hingga lansia. Sehingga, ia menghimbau kepada masyarakat di daerah yang khususnya terdampak kabut asap, untuk menggunakan masker bila beraktivitas di luar ruangan.