Senin 05 Oct 2015 13:28 WIB

Bali Jadi Destinasi Wisata Politik

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Angga Indrawan
wisata bali
Foto: google
wisata bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sektor pariwisata menjadi penentu utama perekonomian Bali saat ini. Dalam perkembangannya, Gubernur Provinsi Bali I Made Mangku Pastika mengatakan Bali berpotensi menjadi pusat pengembangan jenis wisata baru, yaitu wisata politik.

"Wisata politik ini berbeda dari jenis wisata pada umumnya," kata Pastika di Denpasar, Senin (5/10).

Timbulnya ide wisata politik di Bali, kata Pastika, berangkat dari intensitas Bali sebagai tuan rumah gelaran partai-partai politik di Indonesia. Musyawarah Nasional (Munas), Musyawarah Daerah (Musda), hingga Musyawarah Wilayah (Muswil) partai politik di Indonesia sering digelar di Bali.

"Asal jangan wisata hiburan malam atau wisata narkoba," kata Pastika.

Sektor pariwisata Bali, kata mantan Kapolda Bali ini, masih memerlukan upaya dan strategi jitu. Perkembangan pariwisata terintegrasi dengan sektor perdagangan dan investasi dewasa ini semakin meningkat.

Bali, lanjutnya, perlu mengintegrasikan ketiga sektor tersebut melalui kerja sama saling menguntungkan antardaerah, sehingga mampu meningkatkan kualitas dan daya saing. Pemerintah daerah memiliki peran strategis dan secara signifikan telah mampu mendorong percepatan pembangunan masing-masing daerah.

Berbagai permasalahan lintas wilayah, sambungnya, dapat diselesaikan bersama, serta potensi masing-masing dapat dimanfaatkan demi kesejahteraan bersama pula. 

Menteri Pariwisata, Arief Yahya dalam kunjungannya ke Bali mengatakan bahwa ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata. Pertama, pariwisata bukan hanya tentang alam dan budaya, melainkan juga man made.

"Kedua, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia pariwisata. Daerah manjadikan pariwisata sebagai pintu masuk pembangunan daerah," ujarnya.

Pada periode Januari-Agustus 2015, secara kumulatif wisman yang datang ke Bali sebanyak 2.601.753 orang. Asal wisman terbanyak berkebangsaan Australia, Cina, Jepang, Malaysia, dan Inggris dengan persentase masing-masing sebesar 24,13 persen, 18,82 persen, 5,50 persen, 4,59 persen, dan 3,86 persen.

Indonesia menargetkan kunjungan wisman hingga 2019 sebanyak 20 juta orang.  Provinsi NTB menargetkan 1,6 juta wisman hingga akhir tahun. NTT membidik 880 ribu wisman berkunjung hingga 2019. Hingga Juni 2015, sebanyak 365 ribu wisman datang ke NTT. Provinsi ini terkenal dengan keberadaan Taman Nasional Komodo (TNK) di ujung barat Pulau Flores. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement