Ahad 04 Oct 2015 21:12 WIB

Sekolah Terdampak Asap Melebihi Batas Normal Harus Diliburkan

Rep: Eko Supriyadi / Red: Julkifli Marbun
Karena kabut asap, siswi sekolag dasar memakai masker di kelas
Foto: Youtube
Karena kabut asap, siswi sekolag dasar memakai masker di kelas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Nr Hamid Muhamad memerintahkan, daerah yang terkena dampak asap di atas ambang normal, untuk meliburkan sekolah di wilayah masing-masing. Sebab, jika dipaksakan sekolah dalam kondisi tidak memungkinkan, akan mengganggu kesehatan dan keselamatan siswa.

"Kalau kebakaran kami tidak bisa menangani, intinya kalau asap di suatu daerah sudah melampai batas maksimal, sekolah harus diliburkan," kata Hamid, saat dihubungi Republika, Ahad (4/10).

Menurut Hamid, kalau kondisi asap sudah mengganggu keamanan, kesehatan, dan keselamatan siswa, harus segera diambil tindakan. Ia mengatakan, pihaknya sudah dua pekan lalu memerintahkan sejumlah sekolah agar meliburkan aktivitas belajar mengajar.

Meski demikian, dalam meliburkan KBM, daerah juga tetap mengevaluasi setiap pekannya.

"Kalau satu pekan sudah layak, ya masuk, tergantung situasi," ujarnya.

Hamid menjelaskan, tidak semua jenjang pendidikan yang diliburkan. Namun, instruksi tersebut juga dilihat dari tingkat kadar pekat asapnya. Sementara ini, yang menjadi prioritas adalah jenjang PAUD dan Sekolah Dasar, karena jenjang di atasnya masih dapat ditolerir.

"Tidak semua diliburkan. Tapi kalau sudah di atas 300, semua harus diliburkan. Kalau terjadi apa-apa, sekolah kan tanggung jawab," tegasnya.

Meski aktivitas belajar mengajar di sekolah diliburkan, tapi guru juga harus memberikan tugas, untuk belajar dan membaca seperti mengerjakan tugas di buku LKS. Siswa mesti belajar mandiri, sehingga tidak hanya sekedar libur. Siswa, kata dia, bisa belajar di rumah, apalagi kalau rumahnya tertutup.

Bencana asap ini juga dikatakan Hamid dapat mengganggu kalender akademik yang sudah ditetapkan. Tapi, soal jadwal masih diatur, seperti menambah jam belajar ketika situasi sudah aman, terutama bagi siswa yang akan menjalani ujian akhir.

"Kalau kelas lain kapan saja bisa disesuaikan," ujarnya.

Hamid menyebutkan, di beberapa kabupaten di provinsi Riau, Jambi, Kalteng, Kalbar sudah meliburkan sekolahnya, karena mereka merupakan daerah yang paling parah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement