Sabtu 03 Oct 2015 23:20 WIB

Pemerintah Diharap Perhatikan Petani Kopi

Petani Kopi Temanggung
Foto: Suara Merdeka
Petani Kopi Temanggung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah harus memperhatikan nasib para petani kopi di tengah meningkatnya konsumsi kopi nasional, kata Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah Moelyono Soesilo di Jakarta, Sabtu (3/10).

Menurut Moelyono, pertumbuhan konsumsi kopi Indonesia mengalami pertumbuhan 5-6 persen. Namun, hal itu tidak diiringi kesiapan di tingkat hulu yaitu para petani.

"Pemerintah mesti fokus ke perbaikan nasib para kelompok tani dan diarahkan untuk meningkatkan produktivitas," ujar Moelyono usai menghadiri perayaan Hari Kopi Internasional (3/10) di Jakarta.

Ia menilai, bantuan yang diberikan pemerintah beberapa kali tidak tepat sasaran. Contohnya, Kementerian Perindustrian disebutnya pernah memberikan bantuan mesin sangrai (roasting) kepada petani kopi.

Dia menganggap kebijakan ini aneh karena seolah pemerintah mengarahkan para petani menjadi wirausaha.

"Pernah juga dinas-dinas meminta saya memberikan pelatihan barista (peracik kopi) kepada petani. Ini kan salah kaprah, akhirnya produksi kopi tidak maksimal," tuturnya.

Produksi kopi Indonesia sendiri masih berada di bawah Vietnam. Moelyono mengatakan, Vietnam bisa memproduksi tiga ton perhektare sedangkan Indonesia hanya sekitar satu ton perhektare.

Dari sisi produktivitas, Indonesia saat ini berada di nomor empat dunia, di bawah Brasil (peringkat pertama) dan Vietnam (kedua).

"Jika terus seperti ini Indonesia akan menjadi negara pengimpor kopi dalam jumlah besar pada lima sampai delapan tahun mendatang," katanya.

Sementara terkait jumlah ekspor kopi, pria bernama asli Ming Djwan ini menuturkan jumlahnya cenderung menurun karena tingginya konsumsi lokal, seperti warung, kedai maupun kafe kopi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement