REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekolah memiliki peran penting dalam mencegah terorisme, kata Kepala Subdirektorat Kewaspadaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Andi Intang Dulung.
"Sekolah menjadi fondasi awal di luar keluarga yang mempengaruhi sikap, pemahaman, dan keyakinan peserta didik," katanya pada lokakarya pemberdayaan guru, dosen, dan tenaga pengajar di Yogyakarta, Sabtu (3/10).
Menurut dia, sekolah tidak hanya menjadi arena pendidikan tetapi juga tempat bermain peserta didik yang mempengaruhi pembentukan sikap dan karakter. "Sekolah merupakan unit sosial yang bertanggung jawab terhadap pembentukan kematangan seseorang," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, diperlukan langkah antisipatif untuk mencegah terorisme menyusup dalam lembaga pendidikan tersebut.
Dalam konteks tersebut, sekolah perlu melakukan langkah preventif dalam rekrutmen guru pendidikan agama dengan melihat rekam jejaknya, mewaspadai paham kekerasan dan terorisme melalui bahan atau buku ajaran di sekolah.
Selain itu, melakukan seleksi terhadap mentor keagamaan yang bersifat ekstrakurikuler, melaksanakan pembinaan rutin dengan pembekalan materi kebangsaan dalam pemupukan rasa nasionalisme.
Upaya lain adalah melakukan pengawasan terhadap program ekstrakurikuler seperti kelompok pengajian siswa dan pelatihan kepemimpinan, dan melibatkan peran keluarga dalam memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pendidikan keagamaan di luar sekolah.
"Hal itu diharapkan dapat mencegah terorisme di lingkungan sekolah. Keterlibatan komunitas masyarakat terutama lingkungan sekolah baik pengajar maupun peserta didik dalam mencegah terorisme sangat penting," katanya.