Sabtu 03 Oct 2015 16:20 WIB

Sterilisasi Rute Tour de Singkarak Bikin Warga Padang Kesal

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah atlet berlatih menjelang Tour de Singkarak (TDS) 2015 di Jalan Adinegoro, Padang, Sumatera Barat, Jumat (2/10).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah atlet berlatih menjelang Tour de Singkarak (TDS) 2015 di Jalan Adinegoro, Padang, Sumatera Barat, Jumat (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Ribuan warga Kota Padang marah dan merasa dirugikan dengan sterilisasi jalan umum yang dijadikan rute lintasan lomba balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2015 yang digelar pada 3-11 Oktober.

Pasalnya, mulai pukul 11.00 WIB sepanjang jalan di Kota Padang yang menjadi rute etape pertama lomba balap TdS sudah mulai disterilisasi. Sementara, dalam jadwal yang ditentukan, lomba baru mulai pukul 11.00 WIB dari Pantai Carocok Kabupaten Pesisir Selatan.

Dengan kecepatan 42 kilometer per jam, seharusnya para pebalap memasuki Kota Padang pukul 12.30 WIB. Sementara, jarak dari Pantai Carocok menuju Teluk Bayur, yaitu sepanjang 75 kilometer. Namun, hingga pukul 13.45 WIB, para peserta balap tak terlihat melewati jalur di Kota Padang.

Salah seorang warga Kota Padang, Dewi Aryanti yang ditemui di Simpang DPRD Provinsi Sumbar, merasa kesal dengan penutupan jalan yang dilakukan pihak keamanan. Pasalnya, ia berniat mengantarkan anaknya berangkat sekolah ke salah satu SD yang ada di daerah Ulak Karang.

"Anak masuk sekolah jam 13.00 WIB. Tapi, mobil nggak bisa lewat, gimana ini. Bisa-bisa anak nggak sekolah," kata dia di Padang, Sabtu (3/10).

Menurutnya, pelaksanaan jadwal lomba balap TdS ini tidak berjalan sesuai informasi yang didapat dari media.

Sementara itu, puluhan warga juga terpaksa adu mulut dengan petugas polisi yang mengamankan jalan di Simpang DPRD Sumbar karena penutupan yang tak kunjung dibuka, sementara mereka sudah menunggu berjam-jam.

Sebagian besar warga yang berdiri di pinggir jalan mengaku bukan berniat menonton para pebalap TdS, mereka terpaksa berhenti karena disterilisasi.

Sementara itu, salah satu warga lainnya Andri Mardiansyah mengatakan, informasi yang ia baca dari media massa lokal, untuk jalan satu arah masyarakat masih boleh lewat sebelum sterilisasi masa atau mobil pengamanan lewat. Setelah itu, pengguna jalan akan diarahkan ke jalan alternatif.

"Tapi petugas tidak memberitahukan informasi itu," jelasnya.

Menurutnya, masyarakat setempat juga tidak mendapatkan informasi dari media lokal ihwal pengaturan sterilisasi dan penyelenggaraan lomba.

"Info yang kita dapat dari teman di area start bahwa para pebalap tertahan di Pessel (Pesisir Selatan), tapi kita tidak mendapatkan info itu dari petugas," ujar Andri.

Selain itu, ia merasa kecewa dengan pengamanan yang dilakukan petugas kepolisian. Sebab, warga ditahan untuk tidak melintas, sementara saat aparat TNI lewat, polisi terang-terangan membiarkan saja.

"Polisi atau aparat boleh lewat itu tumpang tindih, pilih kasih. Harapannya, harus lebih banyak memberitakan TdS terutama masalah sterilisasi jalan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement