REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Kacung Maridjan mengatakan, melestarikan museum dan candi di Indonesia bukan hanya tugas pemerintah pusat saja.
"Pelestarian museum dan candi harus dilakukan bersama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota, swasta, dan masyarakat," kata Kacung, Jumat, (2/10).
Guna mendorong pemda, swasta, dan masyarakat merawat dan melestarikan cagar budaya seperti museum dan candi, Kemendikbud menganugerahi penghargaan kepada sembilan pelestari cagar budaya.
Terdapat tiga kategori penghargaan antara lain, pertama kategori juru pelihara cagar budaya terbaik diberikan kepada Zaki Munawar (juru pelihara Candi Cangkuang), Rahmad Suparman (Benteng Keraton Buton), Bondan Siswanto (Candi Penataran), Jayadi (Candi Badut) dan Sugrahanuddin (Rumah Pengasingan Bung Karno).
Kategori kedua ialah kategori pelestari cagar budaya terbaik diberikan kepada Albertus Kriswandhono dan Dwi Cahyono. Kemendikbud juga memberikan penghargaan kepada pemerintah kabupaten/kota terbaik yakni Pemerintah Kota Surakarta dan pemerintah Kabupaten Blitar.
"Indonesia adalah negara yang kaya peninggalan cagar budaya. Museum dan candi tempat melestarikan cagar budaya yang tak terpisahkan dari cagar budaya itu sendiri."
Kemendikbud, terang Kacung, juga memberikan Anugerah Permuseuman Indonesia kepada Museum Negeri Sumatera Utara, Museum 10 November Surabaya, Museum Konferensi Asia Afrika, dan Museum Arma Ubud. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Malang juga diberikan penghargaan dalam kategori Pemerintah Peduli Museum.
Selain diberi piagam, ujar dia, mereka juga diberi uang tunai sebesar Rp 30 juta rupiah kepada pemenang. Penghargaan ini dilakukan agar masyarakat sadar persoalan cagar budaya bukan hanya pemerintah namun persoalan bersama.
"Merawat barang yang usang dan tua itu susah. Makanya kita harus memberikan penghargaan kepada mereka yang merawatnya dengan baik," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
