REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengklaim bahwa terjadi pergeseran aliansi di Timur Tengah. Netanyahu mengklaim negara-negara Arab menjadi lebih dekat dengan negara Yahudi itu, terlebih dalam menghadapi musuh bersama Iran dan ISIS.
Dalam pidato panjang untuk sidang umum PBB, diselingi pembahasan tentang ajakan perdamaian dengan Palestina, Netanyahu mengatakan dia berharap ancaman bersama yang ditimbulkan oleh Teheran dan ISIS membuat harapannya tercipta akan kerja sama negara-negara Arab.
"Bahaya umum (dari Iran) jelas telah membuat Israel dan tetangga Arabnya lebih dekat. Kami bekerja sama untuk menggagalkan bahaya yang ditimbulkan Iran, saya berharap kami akan membangun kemitraan abadi," kata Netanyahu, dilansir Guardian, Jumat (2/10).
Menurutnya, banyak pihak sudah mengetahu jelas bahwa kedua Iran dan ISIS adalah musuh bersama. Netanyahu bahkan lantang menuduh Iran menyiapkan sel-sel teror baru di kota-kota di seluruh dunia. Netanyahu mengaku kecewa karena dunia internasional lantas hanya bungkam.
"Forum ini hanya diam, tak berbuat apa-apa," sindirnya.
Kendati demikian, Netanyahu tegas mengatakan bahwa Israel tidak akan membiarkan Iran 'untuk istirahat'. Satu hal, kata dia, Israel akan mengawasi Iran dengan cermat.
Netanyahu bahkan memperingatkan forum internasional itu bahwa Iran bukan hanya berbahaya untuk Israel. Netanyahu menuding Teheran menyiapkan rudal balistik, yang akan diluncurkan ke mana pun kehendak Teheran.