Kamis 01 Oct 2015 22:17 WIB

Kabut Asap di Sumbar Disebabkan Arah Angin

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah pengendara melintas di jalan yang dipenenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Rabu (30/9).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah pengendara melintas di jalan yang dipenenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Rabu (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabut asap yang semakin pekat menyelmuti sebagian besar wilayah di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dikarena hembusan angin dari privinsi tetangga, mengarah ke barat laut utara.

"Hari ini asapnya semakin pekat. Angin dari tenggara-selatan menuju barat laut utara kencang," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Sumatra Barat, Zulfiatno di Padang, Kamis (1/10).

Dikatakannya, akibat pekatnya paparan kabut asap, kualitas udara di sejumlah kabupaten/kota di Sumbar, semakin memburuk. Bahkan, menurutnya, kualitas udara tergolong masuk kategori Tidak sehat hingga berbahaya.

Di antaranya, Zulfianto menyebut, Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung.

Kepala Badan Lingkungan Hidup, Rahmadian menuturkan, tingkat konsentrasi aerosol atau partikel debu (PM10) berada pada angka 638,89 mikrogram per meter kubik dengan kategori Berbahaya. Sementara untuk suhu sebesar 29,7 derajad Celsius ​dengan​ kelembaban 70,1 persen.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya akhirnya memperpanjang status Tanggap Darurat Bencana Kabut Asap dan Kekeringan hingga 14 hari ke depan. Bupati Dharmasraya, sebelumnya mengeluarkan status tersebut pada 15-28 September 2015.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Nasriyanto mengatakan, jarak pandang di daerahnya berkisar antara 50 hingga 100 meter. "Hari ini semakin parah. Jarak pandang hanya 50 meter," lanjutnya.

Dikatakannya, pemerintah setempat akhirnya meliburkan seluruh sekolah, mulai PAUD hingga SMA. "Sumber apinya bukan dari kita, tapi dari (provinsi) tetangga. Ini hanya asap kiriman," kata dia menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement