Selasa 29 Sep 2015 20:10 WIB

BNPT: Islam tidak Ada Hubungannya dengan Terorisme

Rep: C27/ Red: Ilham
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Terorisme (BNPT)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Terorisme (BNPT)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa modern saat ini, Islam sering diidentikan dengan aksi terorisme. Pemicu utamanya karena aksi-aksi anarkis yang dilakukan atas nama agama.

Menurut Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris, sebenarnya Islam dan terorisme tidak ada hubungannya sama sekali. Antara Islam dan teroris sangat berbeda, hanya saja dalam kasus di Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim, sehingga sangat memungkinkan untuk dicap teroris karena dari individu yang mengatasnamakan agama.

"Kebetulan di Indonesia yang berkembang Islam. Dan sebenarnya Indonesia menindak tegas dalam hal terorisme," ujar Irfan pada pembukaam bedah buku "Islam dan Terorisme: Antara Imajinasi dan Kenyataan" di Gedung Pascasarjana, Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Selasa (29/9).

Menurutnya, sikap terorisme yang mengatas namakan agama sesungguhnya tidak pernah benar. Dalam arti, agama manapun, termasuk Islam tidak pernah membenarkan sikap bunuh diri yang sering terjadi sebagai contoh nyata dilakukan orang-orang yang membuat teror. Mereka menyatakan itu adalah sebuah jihad dalam pengertian yang tidak sesuai dengan konteks zaman.

Irfan menjelaskan, terorisme sudah seharusnya diberantas. Di Indonesia sudah dilakukan dengan baik untuk pemberantasan terorisme. Namun dalam pemahaman masih menjadi pekerjaan rumah yang belum sepenuhnya tertangani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement