REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Udara Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, hingga Senin atau sudah dua pekan dalam kondisi tidak sehat. Udara masih tercemar kabut asap kebakaran hutan dan lahan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
"Warga kota tetap disarankan menggunakan masker ketika berada di luar, sebab meski pun belum darurat asap, polusi yang berada di atas 100 indeks standar pencemaran udara (ISPU) tidak baik bagi kesehatan," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan Suryanto, Senin (28/9).
Dalam dua pekan ini ISPU Balikpapan berada pada angka 128, 135, dan pernah melesat hingga 253. Keadaan ini belum termasuk yang sangat membahayakan sehingga sekolah tidak harus diliburkan.
BLH pun tidak merekomendasikan keadaan luar biasa (KLB) sebab kabut asap tidak selalu pekat dan biasanya sudah hilang menjelang siang. "Apalagi sudah mulai turun hujan. Di Jalan Sudirman hujan tadi. Kemarin waktu acara tanam pohon di Teritip juga sudah ada gerimis," kata Suryanto.
Bagi warga yang beraktivitas di luar rumah ia tetap mengingatkan untuk mengenakan masker. Pemkot, sejumlah perusahaan, dan pihak-pihak lain membagi-bagikan masker penutup mulut dan hidung secara gratis ke masyarakat. Menurut BMKG Balikpapan, kabut asap yang menggantung di atas Kota Minyak adalah kiriman dari selatan dan barat.
Asap berasal dari Paser dan Kalimantan Selatan, juga Kalimantan Tengah. Balikpapan sendiri bebas dari titik panas yang menjadi tanda lahan dalam luasan tertentu tengah terbakar.