Ahad 27 Sep 2015 17:00 WIB

Petugas Bandara Palangkara Waspadai Asap Pekat

Sejumlah pengendara melintasi Jembatan Kapuas yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah pengendara melintasi Jembatan Kapuas yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Petugas Bandara Tjilik Riwut tetap disiagakan walau penerbangan dari dan menuju kota Palangka Raya dibatalkan akibat kabut asap pekat yang membuat jarak pandang kurang dari batas normal.

"Alasan petugas tetap standby (siagaq) di lapangan karena kabut asap sewaktu-waktu dapat berkurang dan maskapai penerbangan bisa mendarat ataupun berangkat," kata Kepala Bandara Tjilik Riwut Usman Effendi di Palangka Raya, Ahad (27/9).

Ia mengatakan, pembatalan keberangkatan atau kedatangan itu yang berwenang pihak maskapai penerbangan atau Airline, sehingga bisa saja penerbangan berani terbang sewaktu-waktu. "Kami tidak punya wewenang membatalkan penerbangan. Jadi, tidak bisa kami menutup bandara," ucapnya.

Usman mengemukakan, penutupan bandara dapat dilakukan apabila landasan pacu maupun peralatan terganggu serta kekurangan personel dalam melayani maskapai penerbangan. Dia mengatakan sejauh ini semua hal itu berfungsi dengan baik, sehingga tidak ada alasan untuk menutup bandara.

Bahkan jika pihak maskapai penerbangan menyatakan siap untuk berangkat atau mendarat di Tjilik Riwut, tetap harus difasilitasi. "Kabut asap ini kan berubah sewaktu-waktu. Pagi bisa jarak pandang hanya 200 meter, tapi siang atau sore hingga malam hari menjadi 500-700 meter. Ini juga menjadi alasan kenapa bandara tidak ditutup," katanya.

Kepala Bandara Tjilik Riwut mengakui jarak pandang terparah, Sabtu (26/9), hanya berkisar 200 meter pada pagi hari dan siang hingga malam hari menurun menjadi 50 meter, sehingga tidak ada satupun penerbangan yang berangkat atau mendarat di Bandara Tjilik Riwut.

Dia mengatakan jarak pandang, Minggu (27/9), cenderung kecerahan namun tetap belum batas normal. Hal ini yang membuat pihak maskapai penerbangan belum ada yang berani mendarat atau berangkat.

"Kita berharap siang hingga sore hari kabut asap tidak terlalu pekat, karena banyak masyarakat dari dan menuju Palangka Raya yang terpaksa batal, atau berangkat melalui bandara di Banjarmasin," demikian Usman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement